NOVA.id - Indonesia termasuk dalam negara yang endemik penyakit demam berdarah dengue (DBD).
Penyakit demam berdarah dengan gejala mirip flu ini ditularkan oleh nyamuk Aedes aegypti.
Anak usia sekolah merupakan kelompok yang rentan menderita penyakit DBD.
Data Dinas Kesehatan DKI Jakarta menyebut bahwa anak berusia 7-12 tahun paling beresiko terkena DBD.
Baca Juga : Benarkah Jus Jambu Bisa Naikkan Trombosit Saat Demam Berdarah? Ini Kata Ahli
Menurut dr. Leonard Nainggolan Sp.PD-KPTI, anak usia sekolah berada di sekolah sejak pagi hingga siang atau sore hari, yang merupakan waktu aktif nyamuk Aedes aegypti.
"Anak-anak duduk di kelas dari pagi sampai siang, kaki di bawah meja jadi sasaran empuk nyamuk," ujar Leonard dalam acara temu media bertajuk "Nyamuk Makin Bandel, Perkembangan dan Wabah yang Ditimbulkan" di Jakarta (9/10/2017).
Baca Juga : Cegah Sakit Kepala dengan Konsumsi 7 Jenis Makanan Ini
dr. Leonard menjelaskan, nyamuk Aedes aegypti menularkan virus demam berdarah dengue ketika menggigit manusia.
"Nyamuk ini memang lebih menyukai aroma manusia dan juga warna merah atau hitam," paparnya.
Selain itu, nyamuk ini juga memiliki masa aktif pagi hari mulai dari jam 8-13 dan sore hari mulai dari pukul 15-17.
"Karena itu pemakaian kelambu tidak efektif untuk menghindari nyamuk penyebab demam berdarah," kata anggota Peneliti Penyakit Tropik dan Infeksi Indonesia ini.