Sebelum Donor ASI, Lakukan Pemeriksaan Ini Terlebih Dahulu!

By Dionysia Mayang Rintani, Sabtu, 14 Oktober 2017 | 06:30 WIB
Sebelum Donor ASI, Lakukan Pemeriksaan Ini Terlebih Dahulu! (Dionysia Mayang)

(Baca juga: Bikin Sedih! Putri Aa Gatot Sempat Shock dan Terus Menangis Dengar Ayahnya Akan Tak Ada saat Ia Menikah)

ASI yang didonorkan juga seharusnya tidak berasal dari ibu yang mengonsumsi narkoba, merokok, memiliki riwayat penyakit hepatitis atau infeksi kronik seperti HIV dan tuberkulosis.

Sebaiknya ASI juga tidak berasal dari ibu yang mempunyai pasangan seksual 12 bulan terakhir yang beresiko mengidap HIV atau hepatitis.

"Masalahnya kita segan untuk bertanya tentang hal ini. Padahal, angka HIV di Indonesia sangat tinggi," ujar Yohmi.

Pemeriksaan untuk mengetahui ada tidaknya virus dan bakteri dalam ASI cukup dilakukan dengan pemeriksaan kesehatan pemberi ASI.

"Cukup ibunya saja yang diperiksa darahnya," imbuhnya.

(Baca juga: Bikin Sedih! Putri Aa Gatot Sempat Shock dan Terus Menangis Dengar Ayahnya Akan Tak Ada saat Ia Menikah)

Yohmi menambahkan, di negara maju, donor ASI diperlakukan sama seperti donor darah karena sama-sama berpotensi menularkan penyakit.

Badan Pencegahan dan Penularan Penyakit Amerika Serikat (CDC) bahkan tidak merekmondasikan ASI donor tanpa didahului proses screening.

Hasil penelitian tahun 2010 pada 1091 donor ASI ditemukan sekitar 3,3 persen hasil penapisan serologi menemukan kandungan virus sifilis, hepatitis B, hepatitis C,HTLV dan HIV.

Dan penelitian penelitian lain, hasil penapisan pada 810 ASI yang belum dipasteurisasi, ditemukan pertumbuhan berbagai bakteri.

Yohmi mengatakan, saat ini Satgas ASI IDAI sedang mempersiapkan pengaturan tentang donor ASI.

(Baca juga: Stop! Jangan Kucek Mata Saat Kelilipan, Lakukan 2 Cara Ini)

"Idealnya donor ASI dikelola oleh rumah sakit yang mengembangkan satu unit khusus yang menangani proses screening, pasteurisasi, penyimpanan, hingga distribusi ASI," katanya.

Saat ini di Indonesia sendiri baru RSUPN Cipto Mangunkusumo yang memiliki bank penyimpanan ASI cukup baik.

Berbeda di luar negeri di mana Bank ASI sudah sangat terstruktur.(*)

(Lusia Kus Anna/Kompas.com)