NOVA.id – Tak banyak yang tahu, diabetes mellitus atau DM pada dasarnya tidak menyebabkan kematian.
Namun, DM bisa memicu berbagai macam komplikasi yang bisa menyebabkan cacat bahkan kematian.
Biasanya komplikasi yang menyertai DM adalah penyakit jantung, stroke, gagal ginjal, kebutaan, disfungsi ereksi, depresi, serta gangguan saraf.
(Baca juga: Takut Daging yang Kita Masak Hasilnya Keras? Tenang, Pakai Cara Mudah Ini Agar Empuk)
Sedangkan komplikasi penyebab kematian terbanyak adalah penyakit jantung dan stroke.
“Secara persentase, 80 persen pasien DM meninggal karena kardiovaskular,” jelas dr. Wismandari Wisnu, Sp.PD., KEMD, spesialis penyakit dalam konsultan endoktrin, metabolik, dan DM dari RS Pondok Indah, Jakarta.
Mereka yang memiliki diabetes akan memiliki risiko serangan jantung dan stroke dua kali lebih tinggi dibanding orang normal.
(Baca juga: Mengejutkan, Akhirnya Rina Nose Sebutkan Alasannya Membuka Hijab)
Sementara itu, risiko kematian akibat sakit jantung pada penyandang DM meningkat sebanyak 2-4 kali lipat dibandingkan dengan mereka yang tak memiliki DM.
Komplikasi penyakit kardiovaskular pada penderita diabetes sendiri dipicu oleh kadar gula darah yang tinggi.
Kadar gula darah tinggi yang mengalir dalam pembuluh darah kemudian akan membuat lapisan dalam pembuluh darah cedera.
(Baca juga: Tak Hanya Terkenal dengan Gurun Pasirnya, Liburan di Dubai Bisa Kita Nikmati dengan Berenang di Tempat Ini) Tak hanya itu, DM juga bisa menyebabkan terjadinya gangguan pada pola lemak darah.
Kolesterol jahat atau LDL akan lebih mudah menempel dan menumpuk di dinding pembuluh darah, sementara produksi kolesterol baik atau HDL terganggu dan menurun.
Kondisi ini nantinya akan memicu penumpukan lemak dan gangguan kelenturan dinding pembuluh darah atau atherosklerosis.
(Baca juga: Berbanding Terbalik, Saat Iis Dahlia Sebut Solo Sebagai Kota Kecil, Vicky Shu Malah Menjawab Seperti Ini)
Atheroklerosis menyebabkan gangguan aliran darah yang menuju organ-organ penting tubuh seperti otot jantung dan otak.
Komplikasi DM sendiri bisa kita cegah, dengan deteksi dini komplikasi serta pengendalian kadar gula darah serta faktor lain penyulit ssuai target terapi.(*)