NOVA.id - Kisah dokter Letty Sultri, perempuan malang yang jadi korban penembakan oleh suaminya sendiri, dokter Helmi, pada Kamis (9/11) menjadi duka bagi setiap orang yang mengetahui tragedi sadis tersebut.
Peristiwa penembakan terhadap dokter Letty Sultri ini sempat menghebohkan lantaran terjadi di klinik kesehatan Az-Zahra, Cawang, Jakarta Timur.
Pelaku penembakan dokter Letty Sultri adalah suaminya sendiri, yakni dokter Helmi, yang langsung menyerahkan diri ke polisi meski sempat melarikan diri dari Tempat Kejadian Perkara (TKP).
Baca juga: Sarat dengan KDRT, Ternyata Dokter Letty Sempat Ingin Dibakar Oleh Suaminya
Banyak fakta-fakta mengejutkan soal pelaku yang juga berprofesi sebagai dokter kecantikan tersebut, salah satunya soal kasus dugaan pemerkosaan yang sempat menimpanya.
Namun seiring penyelidikan yang dilakukan oleh kepolisian dan pengakuan kerabat korban, ternyata ada banyak fakta baru yang tentu bikin publik semakin terkejut.
Namun tak banyak yang publik ketahui soal sosok korban, yakni dokter Letty Sultri.
Berikut ini fakta-fakta soal sosok sang ibu dokter yang tewas secara mengenaskan usai ditembak sebanyak enam kali oleh sang suami, Helmi.
1. Ditembak di tempat kerja Pada Kamis sekitar pukul 14.00 WIB, dokter Helmi mendatangi klinik Az-Zahra yang berada di Jalan Dewi Sartika, Jakarta Timur.
Klinik tersebut merupakan tempat sang istri bekerja, dokter Letty Sultri.
Dengan menumpangi ojek online, Helmi mendatangi klinik tersebut sambil membawa senjata api rakitannya.
Melihat suaminya datang, Letty yang saat itu sedang mengobrol dengan karyawan klinik lainnya langsung menghampiri Helmi.
Percekcokan antara keduanya tak dapat terelakan. Namun, dalam percekcokan kali ini Helmi membawa senjata api.
Mengetahui suaminya membawa barang berbahaya, Letty mencoba menghindarinya dengan kembali masuk ke dalam klinik.
Dia masuk ke dalam klinik berniat mencari pertolongan agar tak jadi korban amukan suaminya itu.
Para karyawan klinik mencoba melerai perkelahian pasangan suami istri itu.
Namun, setelah melihat Helmi membawa senjata api, para karyawan klinik mengurungkan niatnya dan malah melarikan diri.
"Tidak lama para saksi mendengar suara letusan senjata api sebanyak enam kali, kemudian pelaku melarikan diri meninggalkan TKP. Pelaku menembak korban hingga tewas dengan gunakan senjata api," ujar Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Argo Yuwono.
2. Ditembak berkali-kali Beberapa saksi mendengar tembakan beberapa kali terhadap dokter Letty Sultri di klinik Az-zahra, Jalan Dewi Sartika Cawang, Jakarta Timur, pada Kamis (9/11).
Penembakan tersebut dibenarkan Kapolsek Kramatjati Kompol Suyud.
"Memang berkali-kali, bukan satu tembakan saja, lukanya juga banyak. Untuk tepatnya tunggu info dari polda saja, saat ini korban sudah dibawa ke RS Polri," kata Suyud kepada Kompas.com, Kamis (9/11).
Pedagang mie ayam yang berjualan di lokasi, Sunarto, mengatakan mendengar enam kali suara tembakan dari dalam klinik.
Baca juga: Siap-siap Dipersunting, Amy Qonita Justru Khawatir pada Syahnaz, Ada Apa Ya?
"Yang saya dengar dari luar ini enam (kali suara tembakan) dan suaranya itu berkali-kali. Pas kejadian saya lagi dagang di depan parkiran, tapi saya tidak tahu kalau itu suara tembakan," kata Sunarto.
3. Saling kenal dari Facebook Sebelum menjadi suami istri, dokter Letty Sultri binti Bachtiar Hosen dan Helmi berkenalan melalui jejaring sosial Facebook.
Hal tersebut dikatakan Afifi Bachtiar yang merupakan kakak kandung Letty.
"Awalnya kenal lewat Facebook kalau dari cerita adik saya waktu itu, lima tahun yang lalu," kata Afifi di kediaman korban, Jalan Sunan Ampel 8, Rawamangun, Jakarta Timur, Jumat (10/11).
Menurut Afifi, pihak keluarga juga mengetahui hal tersebut dari Letty.
Tak selang beberapa lama setelah perkenalan, Letty memutuskan menikah dengan Helmi.
Baca juga: Wah, Ternyata Ini Kado Spesial Kahiyang dari Presiden Korea Selatan, Bikin K-popers Iri!
Pihak keluarga Letty memberikan restu karena usia Letty dinilai sudah sangat layak menikah.
"Keluarga setuju saja karena adik saya juga, kan, sudah berumur, sudah waktunya nikah," ucap Afifi.
4. Anak mantan Pembantu Rektor III Universitas Bengkulu Letty lahir di Bengkulu pada 25 Februari 1971, ia adalah puteri dari mantan Dekan Fakultas Hukum dan Pembantu Rektor III Universitas Bengkulu, Bachtiar Hosen.
Dokter Letty merupakan anak kedua dari 5 bersaudara.
“Iya. Orangtua dari Selatan. Rumah duka di Sunan Ampel 8, Rawamangun. Beliau puteri dari mantan Dekan Fakultas Hukum dan Pembantu Rektor III Universitas Bengkulu, Bachtiar Hosen,” ujar Byan Resta Adevca, salah satu kerabat dokter Letty Sultri.
Letty merupakan lulusan dari Jurusan Kedokteran Universitas YARSI.
Baca juga: Sama Seperti Asmirandah, Deretan Artis Ini Juga Bikin Heboh Karena Kabar Pindah Keyakinan
5. Numpang di rumah kakak Di Jakarta dokter Letty menempati rumah kakak sulungnya di Jalan Sunan Ampel, Rawamangun, Jakarta Timur.
Rumah itu ditempati dokter Letty karena kakaknya itu saat ini sedang berada di London, Inggris.
Dokter Letty berpraktik di klinik Az-Zahra Medical Center, Jalan Dewi Sartika, Jakarta Timur, tempat dia ditembak.
6. Pernah laporkan dokter Helmi ke polisi Dokter Letty pernah melaporkan suaminya ke polisi atas tuduhan telah melakukan kekerasan dalam rumah tangga (KDRT).
Letty tewas ditembak H di Klinik Az-Zahra, Jakarta Timur, Kamis (9/11).
Baca juga: Beredar Foto Mesra Umi Pipik dengan Vokalis Band, Fakta atau Rekayasa?
"Istrinya pernah melaporkan kasus KDRT," ujar Kasat Reskrim Polres Metro Jakarta Timur AKBP Sapta Marpaung kepada Kompas.com, Kamis malam.
Sapta mengatakan, saat ini polisi tak melanjutkan penyelidikan kasus KDRT tersebut. Sebab, sang istri telah mencabut laporannya.
Selain itu, Sapta enggan merinci alasan Lety mencabut laporan terhadap suaminya itu.
7. Dimakamkan di TPU Kemiri Jasad dokter Letty Sultri dimakamkan di TPU Kemiri, Jalan Rawamangun, Pulogadung, Jakarta Timur, setelah Salat Jumat (10/11).
Baca juga: Belum Sah Jadi Penyuka Durian Bila Belum Coba Durian Khas Gunungkidul Yogyakarta Ini
Tangis haru keluarga mengiringi kepergian dokter berusia 46 tahun itu.
"Ya Tuhan..., kok tega sekali dia bunuh saudara kami," kata salah seorang keluarga korban yang tak kuasa menahan tangisannya di TPU Kemiri, Jumat (10/11). (*)
Royyan Naimi/Banjarmasin.tribunnews.com Sumber: Tribunnews.com