NOVA-id - Bandara I Gusti Ngurah Rai, Denpasar, Bali pada Senin (27/11) ditutup hingga Selasa (28/11) pagi.
Bandara Lombok pun sempat ditutup pada Minggu (26/11) tapi dinyatakan kembali aman untuk penerbangan pada Senin pagi.
Penutupan kedua bandara tersebut, khususnya bandara di Bali dilakukan karena debu letusan Gunung Agung yang bertiup ke arah selatan, ke wilayah udara Denpasar, sebagaimana disiarkan oleh Volcanic Ash Advisory Center (VAAC) Darwin, Australia, pada Minggu (26/11) malam.
Baca juga: Gunung Agung Meletus, 4 Maskapai Asing Batalkan Penerbangan ke Bali
Pihak otoritas bandara Ngurah Rai pun sudah mengeluarkan NOTAM, yang menyatakan bandara ditutup selama kurang lebih 24 jam, mulai dari Senin (27/11) pagi pukul 07.00 WITA, hingga Selasa (28/11) pagi pukul 07.15 WITA.
A4242/17 NOTAMN Q) WAAF/QFALC/IV/NBO/A/000/999/0845S11510E005 A) WADD B) 1711262315 C) 1711272300 EST E) AD CLSD DUE TO AGUNG VOLCANIC ASH CREATED: 26 Nov 2017 23:15:00 SOURCE: WRRRYNYX
Mengapa operasi bandara sampai ditutup? Seberapa bahayakah debu letusan gunung berapi bagi pesawat terbang?
Menurut penelitian yang dilakukan oleh NASA, debu gunung berapi bisa merusak fungsi baling-baling pada pesawat turboprop atau mesin jet dalam pesawat turbofan, komponen vital dalam penerbangan.
Hal itu telah terbukti dari insiden yang pernah dialami oleh pesawat Boeing 747-200 milik maskapai British Airways.
Pesawat dengan callsign 'Speedbird 9' (nomor penerbangan BA09) itu pada 24 Juni 1982 melakukan penerbangan rute Kuala Lumpur - Perth.
Di tengah perjalanan, saat melintasi Pulau Jawa, Indonesia, Speedbird 9 terperangkap di tengah abu letusan Gunung Galunggung.