Miris, Tak Bisa Tebus Ijazah, Siswi Asal Lamongan Tulis Surat untuk Ahok

By Amanda Hanaria, Selasa, 2 Januari 2018 | 14:30 WIB
Plt Kepala UPT Dinas Pendidikan Jatim cabang Lamongan Puji Astutik (kanan), saat memberikan keterangan pers (Amanda Hanaria)

NOVA.id - Seorang siswi Sekolah Menengah Atas (SMA) berinisial FM (18) belakangan ini membuat heboh publik lantaran keberaniaanya menuliskan surat untuk mantan Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama.

Dalam surat tersebut, warga Jalan Kusuma Bangsa, Kecamatan Kota Lamongan, Jawa Timur (Jatim), itu bercerita soal izajahnya yang masih ditahan oleh pihak sekolah lantaran yang bersangkutan masih memiliki hutang di sekolah.

Baca juga: Sering Pesan Shabu Lewat Telepon Seluler, Diduga Ini Alasan Kuat Jennifer Dunn Lagi-Lagi Pakai Narkoba

Dilansir dari Kompas.com, Plt Kepala Dinas Pendidikan Jawa Timur cabang wilayah Lamongan Puji Astutik angkat bicara mengenai berita siswi SMA Negeri 3 Lamongan yang berkirim surat kepada mantan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama ( Ahok) karena ijazahnya ditahan pihak sekolah.

Puji mengatakan, pihak sekolah tak berniat untuk menahan ijazah siswi tersebut.

Sebab, pada dasarnya, ijazah harus diberikan kepada siswa yang bersangkutan selepas menempuh ujian nasional (UN) secara gratis.

Baca juga: Sepuh dan Miskin, Nenek Julaeha Makan Hanya dengan Garam dan Daun

"Saya katakan, yang ditebus itu enggak ada. Jadi ijazah itu tidak ditahan. Tidak boleh ada penahanan ijazah, enggak boleh. Yang ada itu, ada siswa yang belum mengambil ijazahnya," kata Puji saat memberikan keterangan pers di kantor UPT Dinas Pendidikan Provinsi Jatim cabang Lamongan, Jalan Kombes Pol M Duryat, Selasa (2/1).

Ketika dikonfirmasi apakah ijazah FM yang belum diambil sengaja ditahan pihak sekolah lantaran belum melunasi tunggakan? Puji membantah.

"Tidak diambil itu banyak masalahnya. Tidak ada masalah uang di sini karena pengambilan ijazah tidak ada uangnya alias gratis," ujarnya.

Baca juga: Normalkah Si Kecil Memainkan Alat Kelaminnya? Ini Penjelasan dan Cara Mengatasinya

Ijazah, sambung Puji, bisa diambil siswa setiap saat. Dengan catatan, ijazah tersebut sudah didapatkan oleh pihak sekolah dari dinas pendidikan.

"Ijazah belum diambil di pihak sekolah, kadang siswa itu sudah pergi. Bisa pergi kerja di kota lain atau provinsi lain sehingga itu belum atau tidak diambil. Dan kalau diwakilkan orangtua itu yang enggak bisa karena ada cap tiga jari yang harus dibukukan," ucap dia.

 Meski demikian, Puji tidak membantah, karena menurut dirinya, seusai menjalin komunikasi dengan pihak sekolah, FM memang diketahui masih memiliki uang tunggakan Rp 2 juta dengan pihak sekolah.

Baca juga: Berjuta Kebaikan dalam Segelas Susu Gurih Tanpa Garam yang Wajib Kita Tahu

Uang tersebut merupakan uang isidentil, yang sudah disepakati oleh komite wali murid.

"Meskipun nunggak harus dikasih, hubungannya bukan nunggak karena setiap ijazah harus dikasih. Kemarin tanggal 28 (Desember) dia (FM) itu datang ke sekolah dan minta rekening sekolah karena dia mendapatkan hadiah lomba menulis puisi Ahok untuk mengambil ijazah," kata Puji.

"Tapi, karena ijazah itu tanpa biaya, maka langsung diberikan oleh Pak Wiyono (Kepala SMAN 3 Lamongan)," sambungnya.

Baca juga: Sambut Momen Bahagia Kelahiran Kai Attar, Titi Kamal Lakukan Hal Mengejutkan Ini untuk Anaknya

Terkait temuan ini, Puji mengaku bakal menindaklanjutinya dengan memberikan rekomendasi dan penjelasan kepada jajaran Dinas Pendidikan Jatim.

"Nanti saya akan ke provinsi lapor kepada kepala dinas biar nanti kepala dinas yang akan menindaklanjuti," ucap dia. (*)

Hamzah Arfah/Kompas.com