Kemudian di Kampung Yousakor, Distrik Sirets, pada Desember 2017 dilaporkan terdapat 11 warga terserang campak dan tiga orang mengalami gizi buruk.
Baca juga: Dirawat Seminggu di Rumah Sakit, Ternyata Ini Penyebab Ruben Onsu "Ambruk" Usai Liburan ke Jepang
Sementara tim yang bergerak di wilayah Kota Agats (ibu kota Kabupaten Asmat) menemukan 12 kasus campak dan tujuh kasus gizi buruk.
Setelah itu, pada 9 Januari 2018 pihaknya kembali menggelar rapat untuk melakukan evaluasi.
“Dalam rapat itu terungkap ada laporan kematian 13 warga di wilayah Kappi, As dan Atat. Lalu, saya langsung memerintahkan agar seluruh jajaran di Dinas Kesehatan dan perangkat lainnya segera menuntaskan masalah tersebut dan dampak-dampak lainnya seperti gizi buruk hingga Februari mendatang,” paparnya.
Baca juga: Namanya Unik, Ternyata Ada Kisah Pahit di Balik Warung Makan 'Ayam Pelakor'
Pengobatan Elisa Kambu menjelaskan, tim yang sudah dibentuk, kini bergerak langsung ke titik sasaran untuk melakukan pengobatan dan imunisasi serta pemberian vitamin A dan makanan tambahan bagi balita.
Di Distrik Suator dan Kolf Braza, tim melakukan pelayanan kesehatan di sembilan kampung dengan jumlah warga yang terlayani sebanyak 933 anak. Di lokasi ini ada delapan orang dinyatakan suspect campak.
Lalu di Distrik Fayit dan Aswi, tim melakukan pelayanan di 16 kampung, dengan jumlah warga yang mendapat pelayanan kesehatan sebanyak 1.724 orang, 407 orang di antaranya anak-anak.
Baca juga: Cerdas Merawat Gigi untuk Gigi Sehat dan Senyum Menawan
“Di lokasi itu ditemukan 101 anak terserang campak, tujuh anak mengalami gizi buruk dan dilaporkan terdapat 22 warga meninggal dunia (satu orang meninggal karena gizi buruk dan sisanya karena terserang campak),” katanya.
Adapun di Kampung Nakai, Distrik Pulau Tiga, ditemukan 63 anak terserang campak, 101 orang diberikan vaksinasi dan empat anak dirujuk ke RSUD Asmat untuk menjalani perawatan lanjutan.