Ibu-Ibu, Jangan Lupa Lakukan Ini pada si Kecil Seusai Imunisasi, ya!

By Dionysia Mayang Rintani, Kamis, 8 Februari 2018 | 13:00 WIB
Anak Boleh Diimunisasi Saat Batuk dan Pilek, Asal Perhatikan Kondisi Ini (Dionysia Mayang)

NOVA.id – Vaksin atau imunisasi wajib diberikan pada anak kita di umur tertentu.

Pada dasarnya, vaksin adalah virus atau bakteri yang telah dimatikan, dilemahkan, atau diambil sebagian komponennya.

Oleh karena itu, Dr. Novilia Sjafri Bachtiar, dr., M. Kes, sebagai Head of Sueveillance & Clinical Trial Division Bio Farma mengatakan sangat wajar jika anak memberikan reaksi pasca imunisasi.

(Baca juga: Ternyata Ini Pentingnya Kenalkan Learning Buddy pada Buah Hati)

"Vaksin kan terbuat dari bakteri dan virus. Jadi wajar jika setelah imunisasi, anak kemudian memberi reaksi awal. Itu artinya tubuh anak sedang melawan bakteri dan virus tersebut," ujarnya.

Vaksin telah melalui sejumlah proses panjang yang aman guna memancing tubuh unfuk membuat anti bodi terhadap virus tersebut.

Novi menghimbau untuk kita, agar tidak panik jika menemukan Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI) pada anak.

(Baca juga: Ternyata Carissa Putri Dapat Warisan Nikmat dari Ibu Mertuanya! Apa, ya?)

KIPI adalah semua kejadian sakit atau kematian yang terjadi dalam kurun satu bulan setelah imunisasi dan diperkirakan sebagai akibat dari imunisasi.

"Waktu waspada vaksin itu biasanya di satu hari pertama. Jika anak demam, nyeri itu biasa, dan bengkak di area imunisasi itu memang sudah biasa dan bisa ditoleransi. Yang perlu di waspadai itu ketika anak menunjukan gejala alergi," jelas Novi.

Menurut Novi, setelah anak mendapatkan vaksinasi sebaiknya orangtua tidak langsung pergi dan menunggu 30 menit pertama untuk melihat reaksi tubuh anak.

(Baca juga: Ini Dia 7 Jenis Mainan yang Cocok untuk Mendorong Perkembangan Anak Berkebutuhan Khusus)

"Sehingga jika di 30 menit awal tubuh anak menunjukan gejala alergi.

Dia bisa langsung mendapatkan pertolongan pertama saat itu juga,"

Selain itu, menurut Novi jangan langsung buru-buru menyebarkan informasi KIPI melalui sosial media.

(Baca juga: Inspiratif! Ternyata Begini Rahasia di Balik Kisah Sukses Senen Riyanto dan Warung Tongseng dan Sate Sederhana Miliknya Ini)

Sebab, belum tentu reaksi tubuh yang diberikan anak benar-benar disebabkan oleh vaksin atau tidak.

"Dulu ada berita anak yang lumpuh setelah melakukan vaksinasi. Sudah beredar dan viral. Ternyata setelah di investigasi dan analisis, anak tersebut memang sudah lumpuh sejak awal. Hal ini bisa menjadi kekhawatiran," tambahnya.

Novi menegaskan, jika ditemukan reaksi pasca imunisasi  sebaiknya segera laporkan informasi tersebut pada pihak puskesmas atau rumah sakit yang melakukan imunisasi.

(Baca juga: Tak Disangka! Tersangka Kasus Video Mesum di Bandung Ternyata Memiliki Sebelas Anak)

Dengan begitu, laporan-laporan tersebut dapat di investigasi dan di analisis penyebabnya apakah benar akibat dari imunisasi atau tidak.

Hingga sampai saat ini, Indonesia telah memiliki Komite Nasional Pengkajian dan Penanggulangan Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (Komnas PP KIPI).

Komite ini berisi sejumlah ahli dalam berbagai macam latar belakang seperti dokter spesialis anak, dokter spesialis penyakit dalam, dokter spesialis kandungan dan kebidanan, dokter spesialis syaraf, dokter spesialis forensik, farmakolog, vaksinolog, dan imunolog serta unsur lintas sektor terkait.

(Baca juga: Yummy… Ternyata Begini Cara Membuat Kaldu Udang yang Bikin Sajian Seafood Super Lezat, Jangan Buang Bagian InI!)

Sebagai, produsen vaksin di Indonesia pun Novi mengaku Bio Farma juga mengimplementasikan farmakovigilan, yang salah satunya yakni pemantauan kualitas dan keamanan vaksin.

"Jika kita mendapat aduan atau informasi KIPI, tentu kita akan langsung konsultasikan dengan Komnas PP KIPI dan BPOM untuk segera di tindak lanjuti,"

Novi menjelaskan ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi dan mengakibatkan KIPI. 

(Baca juga: Ini Dia Fakta Lain dari Penyakit Anemia, Nomor 4 Masih Jarang yang Tahu)

"Bisa jadi karena tubuh anak yang memang alergi terhadap vaksin yang diberikan, kualitas vaksin yang memang jelek, atau proses pemberian vaksinnya yang bermasalah.

Misalnya salah memberikan pelarut, salah pemberian jumlah pelarut, salah jumlah suntikan, salah tempat suntikan, dan lain sebagainya."

Namun Novi mengatakan agar masyarakat tak perlu takut, sebab KIPI dapat dicegah dan diatasi.(*)

(Artikel ini pernah tayang di laman Nakita dengan judul Hal Ini Seringkali Lupa Dilakukan Setelah Anak Menerima Imunisasi)