NOVA.id – Pemberian stimulasi begitu penting bagi anak kita, begitu kata Psikolog Ratih Ibrahim, M.M.
Namun, tahukah kita bagaimana bentuk-bentuk stimulasi yang mudah kita terapkan di rumah?
Tidak perlu mengeluarkan banyak biaya, hanya butuh untuk siapkan waktu dan imajinasi.
(Baca juga: Ternyata Ini Pentingnya Kenalkan Learning Buddy pada Buah Hati
Manfaatkan barang-barang yang tersedia di rumah
“Kalau dulu pas anak saya kecil, suka memanfaatkan barang-barang tak terpakai di rumah. Contoh kalau ada kardus yang besar, mereka masuk ke situ terus pada berkhayal kayak di kartun Spongebob,” ujar Ratih sambil tertawa.
Selain itu, menggunakan sprei sebagai tenda kemah di rumah juga merupakan salah satu bentuk stimulasi.
Dengan begitu, kreativitas anak akan terasah dan kecerdasan kognitifnya pun berkembang.
(Baca juga: Ternyata Ini Tujuan Fachri Albar Konsumsi Narkoba)
Namun, bentuk-bentuk stimulasi itu pun harus dilakukan dengan didampingi orang tua.
“Ada benda-benda seperti pedang dan sebagainya yang dekat dengan kekerasan. Jadi, orang tua perlu mengontrol saat anak memainkan itu. Nah, kita bisa menanamkan nilai heroik dari permainan tersebut. Selain itu, kita juga bisa menambah nilai agresivitas anak supaya dia enggak cemen. Catatannya, harus tetap dipantau sama orang tua,” jelas Ratih.
(Baca juga: 5 Tokoh Hero Ini Jadi Idola Billy Davidson, Ayo Ngaku Siapa yang Suka Juga?)
Menerapkan ketegasan dalam membeli mainan anak
Tidak sedikit orang tua yang memberikan anak mainan mahal namun tak mampu mengembangkan kecerdasan.
Karena itu, penting untuk memilih jenis mainan yang akan kita beli untuk anak.
Sebagai orang tua, kita bisa menempatkan mainan anak sebagai investasi masa depan.
(Baca juga: Roro Fitria Ditangkap Polisi Lantaran Kasus Narkoba, Begini Kronologinya)
Ratih membagikan pengalamannya ketika berbelanja mainan dengan anak.
“Saya mengajak anak ke mall yang menyediakan toko mainan, lalu saya mengajarkan untuk beli satu mainan saja. Caranya, mereka disuruh keliling toko untuk pilih dan tentukan limit digit (harga) supaya mereka tahu batasan mainan yang bisa dipilih. Saya juga mengajak mereka ke tempat mainan yang bisa langsung dipraktikkan, dan saya tunggu,” jelasnya.
Lego, salah satu sarana memberikan stimulasi
Selain memanfaatkan barang di rumah, lego juga merupakan media penyampaian stimulasi yang baik.
“Sejak bayi, lego sudah boleh diperkenalkan. Namun, saat yang tepat itu ketika dia mulai bergerak dan menggunakan lego untuk bermain, yaitu di atas 1 tahun. Penting untuk memberikan permainan atau stimulasi sesuai umur,” ujar Ratih.
Bentuk lego yang bermacam-macam bisa mengembangkan kreativitas, daya imajinasi, dan inovasi anak.
(Baca juga: Semua Orang Tua Tentu Ingin Buah Hatinya Cerdas, Ternyata Begini Caranya!)
Bahkan, permainan itu juga memiliki dampak positif untuk kita.
“Kalau orang dewasa main lego bisa sebagai sarana untuk terapi, jadi hobi yang menstimulasi daya imajinasi dan kreativitas. Kalau udah jadi penggemar lego, pasti bergabung dengan komunitas, nah di situ kita berinteraksi dengan orang-orang dengan minat seperti kita.” (*)