Duh, Diet Karbohidrat Justru Membuat Kita Mengalami 4 Hal Ini! Nomor 4 Bikin Tak Pede!

By Dionysia Mayang Rintani, Sabtu, 24 Februari 2018 | 04:00 WIB
Wapada! Ternyata, Diet Kekinian Hanya Bersifat Sementara dan Dapat Membahayakan Tubuh. Yuk Simak Penjelasannya! (Dionysia Mayang)

NOVA.id – Saat ini, diet karbohidrat, termasuk diet ketogenik, sedang menjadi trend dan tak sedikit yang mengurangi berat badan dengan cara ini.

Mengurangi makanan berkabohidrat seperti yang dianjurkan dalam diet ketogenik, selalu membuat kita berpikir untuk menjauhkan diri dari makanan yang mengandung karbohidrat.

Tapi sebelum ini terjadi, kita harus memahami efek negatif bagi tubuh saat kita kekurangan asupan karbohidrat.

(Baca juga: Ternyata Ini Pentingnya Kenalkan Learning Buddy pada Buah Hati)

"Kecuali kita makan ayam dan steak sepanjang hari, hampir tidak mungkin untuk menjalani diet tanpa karbohidrat," kata ahli gizi yang bernama Karen Ansel.

Karen juga menerangkan bahwa karbohidrat tidak hanya ada di dalam makanan seperti roti, pasta dan buah.

Tapi, karbohidrat juga terdapat pada makanan seperti kacang, selada dan brokoli.

(Baca juga: Pelaku Pembunuhan Perempuan Warga Demak Berhasil Diringkus, Ternyata Ia Pacar Korban!)

Buah dan sayuran adalah karbohidrat terbaik untuk tubuh kita, karena mengandung banyak vitamin, mineral, dan serat.

Jadi ketika kita berbicara tentang diet rendah karbohidrat, kita juga berbicara tentang pengurangan gula, biji-bijian seperti pasta, gandum utuh dan zat tepung seperti beras merah dan quinoa.

Gandum utuh meningkatkan kadar gula darah dan insulin tanpa berlebihan, serta menjaga bakteri baik dalam tubuh kita.

(Baca juga: Ngakak Sampai Jerman, Begini Jadinya Bila Rayuan Paling Maut Vicky Prasetyo Diterjemahkan ke 13 Bahasa)

Pakar diet Jackie Newgent juga mengatakan bahwa terlalu sedikit mengonsumsi karbohidrat, dapat mengurangi jumlah probiotik dan serat.

"Kebanyakan pria cenderung membutuhkan lebih sedikit probiotik - yang merupakan bahan bakar yang bermanfaat di usus," ucapnya.

Ansel juga menambahkan untuk mengurangi jumlah karbohidrat yang tepat, kita perlu menyadari bahwa kita masih memerlukan karbohidrat untuk energi, nutrisi dan serat.

(Baca juga: Kembali Jenguk Roro Fitria Pasca 3 Hari Ditahan, Sunan Kalijaga: Malunya Luar Biasa)

Jadi, kita harus mengonsumsi makanan dengan sumber karbohidrat rendah yang dikemas dengan nutrisi seperti sayuran, kacang-kacangan dan biji-bijian.

"Dan ingatlah bahwa yang kalian harus mengonsumsi karbohidrat setidaknya 20 gram sehari. Kurang dari itu akan menyebabkan tubuh kalian mengalami ketosis yang bisa membuatmu merasa mual, lemah dan umumnya kelelahan," ucapnya.

Berikut beberapa hal yang terjadi pada tubuh saat kekurangan karbohidrat.

(Baca juga: Aduh, Ternyata Serangan Jantung Lebih Sering Terjadi di Pagi Hari, loh! Inilah Alasannya)

1. Kelelahan

Ansel mengatakan bahwa karbohidrat juga berfungsi bagi otak dan dapat berperan sebagai energi pada otot saat kita berolahraga.

"Kita membakar hampir 500 kalori karbohidrat sehari, jadi jika kalian mengurangi asupan karbohidrat, itu akan membuat kita lemas," kata Ansel.

"Otak kalian bergantung pada karbohidrat untuk energi," kata Tanya Zuckerbrot, yang juga seorang pakar diet.

(Baca juga: Lagi-Lagi Bertelur, Remaja Asal Gowa Kembali Diisolasi di Rumah Sakit)

Tanpa karbohirat, menurut Tanya Zuckerbrot, otak akan menderita dan mengalami kerusakan. Tentu ini akan membuat kita kesulitan, bahkan mungkin, kehilangan fokus di sepanjang hari.

Newgent menekankan pentingnya mengonsumsi karbohidrat saat hari-hari aktif untuk mendorong kerja otot, seperti sebelum atau sesudah berolahraga.

Sebenarnya, semakin lama kita berolahraga, kita membutuhkan lebih banyak karbohidrat karena peningkatan glikogen pada otot berkorelasi dengan kekuatan dan daya tahan tubuh.

(Baca juga: Disebut-sebut Mirip Sang Ayah, Begini Rupa Wajah Anak Rinni Wulandari dan Jevin Julian)

2. Mood tidak menentu dan mudah marah

Tanya Zuckerbrot menjelaskan bahwa tanpa karbohidrat yang cukup, gula darah akan turun. Inilah yang membuat mood menjadi buruk.

"Karena karbohidrat sangat penting untuk produksi hormon serotonin yang mampu menyeimbangkan mood, kalian juga cenderung mudah tersinggung," tambah Ansel.

(Baca juga: 'Bayar Sekarang atau Aku Matikan Semua Alat Ini!' Tak Mampu Bayar Rp 133 Juta, Turis Ini Meninggal Setelah Alat Penyokong Kehidupannya Dicabut)

3. Konstipasi

Keri Gans, penulis The Small Change Diet, mengatakan bahwa karbohidrat adalah sumber makanan yang mengandung serat.

"Serat membantu mengendalikan kadar glukosa darah, dapat membantu menurunkan kolesterol, dan mengatur sistem transportasi di usus," ucapnya.

(Baca juga: Akibat Erupsi Gunung Sinabung yang Dahsyat, Desa-Desa Ini Harus Rela Bergelap-gelapan)

Dengan melewatkan konsumsi buah, sayuran, dan biji-bijian, kemungkinan kalian akan mengalami konstipasi.

Untuk menghindarinya, pastikan mengonsumsi buah berserat tinggi seperti raspberry, blackberry, blueberry, apel, dan pir.

Sayuran seperti kacang, polong, lentil, gandum utuh, dan sayuran seperti labu juga pilihan karbohidrat yang baik.

(Baca juga: Inspiratif! Ingin Kurangi Kasus Perceraian di Surabaya, Begini yang Dilakukan oleh Pemkot Surabaya)

4. Napas tak sedap

Tanya Zuckerbrot mengatakan bahwa tubuh menghasilkan keton yang merupakan hasil dari pembakaran lemak saat kita melakukan diet rendah karbohidrat.

"Aseton, salah satu keton, menyebabkan bau nafas kalian berbau (asam)."

Faktanya, satu penelitian menemukan bahwa bau nafas tak sedap karena aseton adalah indikator tepat yang menandakan rendahnya konsumsi karbohidrat," ucapnya.

(Baca juga: Baru 2 Bulan, Sudah 10 TKI Asal NTT yang Meninggal Dunia dan Kebanyakan Perempuan)

Jadi apa cara yang tepat untuk saat mengurangi konsumsi karbohidrat ini?

"Karbohidrat adalah suatu keharusan dan tidak boleh dihilangkan dari makanan," kata Keri Gans.

Tapi jika kalian ingin menurunkan berat badan, kurangi konsumsi gula dan zat tepung sederhana.

(Baca juga: Menakjubkan, Ternyata Ini Dia 5 Rahasia Tak Terduga Avokad untuk Tubuh Kita!)

Dengan kata lain, jauhkan diri dari makanan manis dan mengandung zat tepung - contohnya donat - dengan buah-buahan.(*)

(Ariska Puspita Anggraini/Kompas.com)