Budianto menyatakan, pemasaran makanan masa kini sudah lebih praktis dan tidak terbatas dengan jarak.
"Hingga kini, layanan pemesanan online sudah memiliki jutaan subscriber. Para pelaku bisnis tak perlu merogoh kocek dalam-dalam untuk menyewa outlet atau ruko atau mengandalkan orang yang datang. Dengan adanya layanan pemesanan delivery online, peluang promosi maupun jualan semakin besar," jelas Budianto.
Lebih lanjut Budianto menjelaskan, meski menu yang ditawarkan relatif sama, misalnya mie ayam, namun sudah cukup banyak sajian mie yang dijual di pasar dengan menggunakan nama-nama yang unik.
(Baca juga: Wajib Disimak, Minum Ayamnya Punya Manfaat Bagi Kita Sekeluarga)
Penggunaan nama yang unik yang diyakini dapat mencuri perhatian pasar, merupakan poin ketiga dalam strategi yang diterapkan oleh para pelanggan Bungasari.
Sementara poin keempat, yakni merangkul berbagai komunitas dalam guna melakukan penetrasi pemasaran.
"Orang Indonesia biasanya sangat antusias melakukan aktivitas bersama dalam sebuah kelompok atau komunitas. Peluang ini sering kali dimanfaatkan dalam menawarkan atau menyebarkan informasi produk," tutur Budi.
(Baca juga: Dengan Samsung Galaxy J Series, Jangan Pernah Bosan Lagi Sambil Menunggu di Mobil)
Poin kelima yakni memanfaatkan penggunaan media sosial atau medsos yang telah menjadi tren pemasaran saat ini.
Tingginya ongkos untuk membayar iklan di sejumlah media konvensional menjadi salah satu alasan kuat.
Berbagai jejaring sosial seperti Facebook, Instagram, maupun Twitter, terbukti telah dijadikan ruang dalam pengembangan peluang usaha.
(Baca juga:Bosan dengan Teh Biasa? Coba Awali Pagi dengan Teh Cengkeh, Khasiatnya Mantap!