“Tetangga awalnya juga mencibir, katanya kurang kerjaan mengolah bonggol pisang jadi makanan. Namun karena rasanya enak, malah banyak tetangga yang pesan dan beli. Lalu ada tetangga yang mengusulkan agar keripik bonggol pisang itu dijual di warung,” ungkap Sri.
“Mulanya saya titipkan empat bungkus di satu warung dan ternyata laris. Terus saya titipkan lagi ke toko-toko kecil. Pada mulanya hanya dua toko, lama kelamaan saya nyetor keripik bonggol pisang ke 60 toko-toko kecil di Bantul.”
Respon tetangga sekitar atas makanan olahannya disambut Sri dengan senang.
Usahanya pun lambat-laun makin meningkat. Sejak mulai diproduksi tahun 2007, tiga tahun berikutnya usahanya itu makin dikenal dan disukai.
Usaha keripik bonggol pisang Al Barik pun bisa dibilang sukses.
Beragam variasi olahan bonggol pisang dihasilkan Al Barik.
Keripik bonggol pisang ada beberapa rasa, mulai original, pedas, dan barbeque.
Selain itu,ada juga keripik kulit pisang dan jenang dodol dari pisang.
Al Barik memulai memasarkan keripik bonggol pisang dengan memanfaatkan media online.
Pemasaran ini dilakukan dengan bantuan dan dukungan suaminya, Bibit Supriyanto.
Padahal jika dirunut dari belakang, Sri dan suaminya bisa dibilang gagap teknologi.
Bahkan untuk menyalakan komputer saja mereka tak biasa.