Hadirkan Keceriaan dalam Latihan Bencana Alam, Inilah Hal Heroik yang Dilakukan Misaki Tanaka

By Amanda Hanaria, Kamis, 8 Maret 2018 | 15:56 WIB
Hadirkan Keceriaan dalam Latihan Bencana Alam, Inilah Hal Heroik yang Dilakukan Misaki Tanaka (Amanda Hanaria)

Baca juga: 7 Pesona dan Prestasi Karenina Sunny Halim yang Resmi Keluar dari Girls Squad, Punya 6 Gelar Ijazah Sampai Bantu Korban Tsunami

Latihan ini dilakukan di kawasan trendi Tokyo, seperti Shibuya dan Akihabara, lokasi tempat berkumpulnya anak muda.

Peserta menggunakan aplikasi ponsel pintar khusus untuk mencapai sebanyak mungkin pusat evakuasi dan pos dukungan selama periode tertentu, sebagai cara untuk mengevaluasi kesulitan yang mungkin dihadapi banyak orang saat bencana alam terjadi.

Tidak seperti latihan evakuasi lama yang sangat kaku, latihan yang dibuat oleh Bosai Girls mengangkat fakta bahwa orang harus menyelamatkan diri mereka sendiri di area yang tidak mereka kenal saat bencana alam terjadi.

Meminta peserta untuk berkompetisi meraih kunjungan terbanyak telah menambahkan semangat bermain, mirip dengan video game.

Baca juga: Belanja Produk Ritel Kekinian Hanya di Easy Shopping, Mudah dan Terpercaya!

Proyek terbaru grup ini adalah #beORANGE. Dalam permainan ini, orang diminta mengaitkan bendera oranye dengan bahaya tsunami yang makin dekat, seperti lampu merah yang berarti pengendara kendaraan bermotor harus berhenti.

Nippon Foundation menyumbangkan 25 juta yen (USD $234.000) untuk mendukung proyek #beORANGE pada tahun fiskal 2016, dan 20 juta yen lagi untuk tahun berikutnya.

"Yayasan ini memberikan subsidi bagi beraneka organisasi, tetapi hanya sedikit dari mereka yang bisa berkembang menjadi gerakan nasional," jelas anggota yayasan, Eriko Munechika. "Bosai Girls memiliki sarana untuk menjangkau banyak orang karena mengajukan pertanyaan yang tepat: 'Bagaimana kita menjangkau anak muda?'"

Kini, grup ini telah mendistribusikan sekitar 400 bendera oranye kepada lebih dari 70 kota di seluruh negeri.

Baca juga: Penghormatan Terakhir untuk Sang Ratu Bollywood Sridevi di Oscar

Pada waktu yang bersamaan, keanggotaan Bosai Girls telah meningkat menjadi 130 lebih, kebanyakan dari mereka adalah perempuan berusia dua puluhan tahun.

Bosai Girls kini ingin berfokus lebih dari sekadar persiapan menghadapi bencana alam.

Di antaranya adalah mengatasi masalah kehidupan sehari-hari lain yang mengerikan, seperti penindasan, penguntitan, prasangka buruk terhadap kelompok minoritas seksual, dan tekanan besar dari anggota keluarga serta orang lain agar wanita muda segera menikah.

"Kami ingin terus mengatasi 'bencana' yang mencegah kita untuk hidup bahagia," ucap Tanaka.

"Kami ingin mencari solusi baru yang sesuai dengan kebutuhan generasi muda." (*)

Azusa Mishima/Asahi Shimbun