NOVA.id – Selain kesehatan fisik, kesehatan mental juga harus kita jaga.
Walau sebelumnya gangguan mental sempat dianggap sebagai aib, namun kini kampanye mengenai kesehatan mental semakin digalakkan.
Semakin banyak tokoh ternama yang menyuarakan kampanye ini, termasuk Mariah Carey, yang mengakui dirinya menderita bipolar II yang didiagnosa pada 2001 lalu.
(Baca juga: Duh, Kaki Kram Bikin Pekerjaan Terganggu! Kenali Penyebab dan Cara Mengobatinya Berikut)
“Aku tak mau mempercayai dan mengakuinya, sampai akhirnya aku ketakutan bila seseorang akan membuka rahasia ini,” tuturnya pada People.
Pada dasarnya, ada beberapa jenis bipolar, namun umumnya, kondisi ini bisa dilihat dari perubahan mood dan energi yang intens menurut National Institute of Mental Health (NIMH).
Mariah menderita bipolar II, yang bisa dilihat dari kondisi hypomania.
(Baca juga: Disebut Mengandung Zat Akrilamida Berbagai Gerai Kopi Wajib Tunjukkan Label, Berbahayakah Zat Tersebut?)
“Orang dengan hypomania jarang membutuhkan perawatan khusus karena tidak terlalu parah,” jelas Kevin Gilliland, Psy.D., psikolog dan penulis Struggle Well, Live Well.
Meski demikian, episode depresi antara bipolar I dan II terlihat sama.
Mariah sendiri mengatakan pada People bahwa dirinya mengalami gangguan tidur.
(Baca juga: Tak Perlu Minum Obat, Usir Demam dengan 5 Makanan Manjur Ini)
“Namun ini bukan insomnia biasa. Aku terus bekerja dan bekerja. Aku mudah marah dan takut mengecewakan orang lain,” tuturnya.
Akhirnya, Mariah mengetahui bahwa kondisinya itu adalah salah satu bagian dari bipolar, yaitu mania.
“Aku hanya memukul-mukul dinding, dan merasa begitu kesepian dan sedih, bahkan merasa bersalah karena tak melakukan apa yang aku perlukan untuk karirku,” tambahnya.
(Baca juga: Mau Punya Rahim Sehat? Coba deh Konsumsi 7 Makanan Bergizi Ini)
NIMH sendiri mengestimasikan setidaknya ada 4,4 persen dewasa di AS mengalami bipolar.
Namun, seperti yang disebutkan dalam laman Women’s Health, penderita bipolar seringkali salah diagnosa sebagai depresi biasa, karena biasanya mereka konsultasi hanya pada kondisi depresi. (*)