Ternyata 5 Makanan Ini Ditetapkan Menjadi Makanan Nasional, Apa Saja Itu?

By Healza Kurnia, Kamis, 12 April 2018 | 12:30 WIB
5 makanan Indonesia yang telah ditetapkan Kemenpar sebagai makanan nasional (Healza Kurnia Hendiastutjik)

NOVA.id - Setiap wisatawan domestik maupun mancanegara yang sedang berlibur ke suatu daerah, pasti tak lengkap rasanya jika tidak mencicipi makanan khas tersebut.

Hal ini karena makanan atau wisata kuliner juga merupakan bagian dari apa yang ingin didapatkan selain kepuasan dalam menikmati alam atau wahana wisata yang ada di daerah tersebut.

Melihat potensi itu pula yang membuat Menteri Pariwisata Arief Yahya melirik bahwa industri kuliner memberikan sumbangan cukup besar dalam ekonomi kreatif.

Hampir sebesar 30-40 persen pengeluaran rata-rata wisatawan dialokasikan untuk wisata kuliner.

“Motivasi orang untuk bepergian salah satunya itu kuliner. Biasanya kalau datang ke suatu daerah kemungkinan besar yang dicari juga kulinernya. Pengeluaran orang (wisatawan) untuk kuliner itu hingga 40 persen,” ujar Arief saat ditemui di Kementrian Pariwisata, Jakarta, Senin (9/4).

Baca juga: Jangan Sampai Timbul Jerawat, Ini 4 Langkah Penting Bersihkan Sisa Riasan di Wajah

Oleh sebab itu, untuk terus meningkatkan industri kuliner, kini Indonesia telah memiliki national food yang bisa diperkenalkan ke mancanegara.

Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf) telah menetapkan soto sebagai makanan nasional Indonesia.

“Pemilihan soto karena dianggap paling mewakili Indonesia. Mudah dibuat dan ditemukan di Indonesia,” kata Arief.

Setelah penetapan yang dilakukan Bekraf, Kemenpar juga akhirnya menetapkan 5 makanan Indonesia menjadi makanan nasional.

Baca juga: Tak Perlu Minum Obat, Usir Demam dengan 5 Makanan Manjur Ini

Arief mengatakan penentuan makanan nasional ini bedasarkan Forum Group Discussion (FGD) komunitas kuliner.

Berikut daftar lima national food Indonesia yang ditetapkan oleh Kementrian Pariwisata.

1. Soto

Bisa dibilang, soto adalah salah satu jenis kuliner yang bisa ditemukan di berbagai wilayah Indonesia.

Namun, berbeda tempat, berbeda pula jenis sotonya.

Soto Bandung misalnya, memiliki ciri khas kuah bening dan pemakaian lobak sebagai salah satu komponennya.

Baca juga: Lezatnya Soto Betawi, Kuahnya Bikin Nagih….

2. Rendang

Makanan satu ini tentu sudah termahsyur, tak hanya bagi orang Indonesia tapi juga wisatawan mancanegara.

Rendang pernah menyandang makanan terenak di dunia versi CNN.

Kompleksitas bumbu dan keseimbangan rasa membuat makanan khas Ranah Minang ini digemari berbagai kalangan.

Baca juga: Inilah Alasan Mengapa Rendang Begitu Populer hingga ke Negeri Jiran

3. Sate

Seperti halnya soto, sate juga merupakan kuliner yang mudah ditemukan di berbagai sudut Nusantara.

Pada dasarnya sate merupakan potongan daging yang ditusuk, kemudian diberi bumbu.

Beda daerah, beda lagi jenis satenya.

Tentunya kita bisa membedakan sate padang dan sate madura.

Itulah mengapa sate menjadi salah satu national food yang ditetapkan Kemenpar.

Baca juga: Tak Hanya Sate Ayam dan Kambing, Ini Dia 7 Sate Unik di Indonesia yang Memiliki Banyak Penggemar loh!

4. Nasi goreng

Meski tampak biasa, kelezatan nasi goreng terkenal hingga mancanegara.

Nasi goreng juga menjadi panganan favorit di beberapa restoran Indonesia yang berlokasi di luar negeri.

Makanan ini juga sangat mudah ditemui di berbagai sudut perkotaan hingga pedesaan.

Baca juga: Sarapan Istimewa dengan Menu Nasi Goreng Sarden, Bikin yuk!

5. Gado-Gado

Indonesian salad, begitu turis mancanegara biasa menyebut gado-gado.

Makanan yang terdiri dari campuran sayur disiram bumbu kacang ini juga sangat digemari masyarakat.

Terlebih lagi, ada beberapa makanan yang mirip gado-gado termasuk lotek (Bandung) dan pecel (Jawa).

Baca juga: Penasaran Cara Membuat Saus Gado-gado yang Creamy? Ini Triknya

Selain menetapkan makanan nasional, ada tiga destinasi kuliner yang sesuai dengan United Nations World Tourism Organization (UNWTO) yakni Bali, Joglosemar (Jogja, Solo, Semarang), dan Bandung.

“Ketiga daerah ini dipilih sesuai dengan standarnya ada tiga. Pertama produknya khas atau tidak, kedua komitmen dari pemerintah daerah, dan promosi,” kata Arief.(*)  

Anggita Muslimah Maulidya Prahara Senja / Kompas.com