NOVA.id - Pemberitaan di media massa akhir-akhir ini kian marak dengan kasus terorisme yang melanda di beberapa kawasan di Indonesia.
Maraknya kasus terorisme yang belakangan ini diketahui ternyata melibatkan perempuan dan anak, Ketua Lembaga Kajian Agama dan Jender (LKAJ) Musdah Mulia angkat bicara.
Dilansir dari Tribunnews.com, ia menyebutkan bahwa buruh migran perempuan menjadi salah satu sasaran kelompok ISIS untuk didoktrin menjadi pengantin bom bunuh diri.
(Baca juga: Memukau, Ini Penampilan Blake Lively di Pemutaran Perdana Deadpool 2)
Mudah menyebutkan, hasil penelitianya di tahun 2016 yang berbarengan dengan penelitian kasus bom panci yang melibatkan Dian Yulia Novita, istri Nur Solihin, teroris yang akan menyerang Istana Merdeka.
"Buruh migran perempuan yang dijadikan pelaku bom," kata Musdah di acara pernyataan sikap Gerakan Warga Lawan Terorisme di Kantor Wahid Foundation, Jalan Taman Amir Hamzah, Matraman, Jakarta Pusat, Selasa (15/05).
Dalam penelitiannya itu, Musdah menemukan alasan kenapa buruh migran perempuan dijadikan pelaku bom bunuh diri.
(Baca juga: Wah, Serangan Jantung Bisa Kita Cegah dengan Mengonsumsi Makanan Ini)
Buruh migran perempuan, kata Musdah, dinilai mampu hidup mandiri dan tidak tergantung dengan orang lain.
Selain itu buruh migran perempuan tidak mendapat pengawasan dan pemeriksaan ketat.
"Buruh migran itu biasanya tidak dicurigai karena dia kan buruh migran dan mereka pengguna internet nomor satu," papar Musdah.
(Baca juga: Waspada Sindrom 'Queen Be' yang Sering Menyerang Wanita Karier, Ini Dampaknya)
Musdah juga menyebut ada kurang lebih 120 orang perempuan siap menjadi pelaku aksi bom bunuh diri.
"Penelitian saya 2 tahun lalu tentang keterlibatan perempuan dalam gerakan terorisme di Indonesia. Itu penelitian saya 2 tahun lalu dan saya menemukan fakta dari mereka juga bahwa sudah tersedia sekitar 120 orang perempuan yang siap menjadi pelaku bom bunuh diri," kata Musdah Mulia.(*)
(Fransiskus Adhiyuda Prasetia / Tribunnews.com)