Duh, Patah Hati Bisa Memicu Kematian? Simak Penjelasannya

By Winggi, Jumat, 25 Mei 2018 | 15:02 WIB
Sakit hati bisa memicu kematian (kitzcorner)

Sitokin dan detak jantung

Para peneliti menganalisis kesehatan 32 individu yang telah kehilangan pasangannya selama 89 hari.

Mereka juga menganalisis 33 orang yang sehat. Kedua kelompok ini dites darahnya, dan diminta mengisi kuesioner.

Sebanyak 78% partisipan merupakan perempuan, dan 22%nya laki-laki.

Tim peneliti secara khusus melihat kadar sitokin partisipan. Sitokin berfungsi sebagai penanda inflamasi.

Ia dilepaskan ke aliran darah sebagai respons terhadap infeksi dan peradangan lainnya.

(Baca juga: Astronom: Supernova Mungkin Bertanggung Jawab Atas Kepunahan Masal)

Selain sitokin, para peneliti juga mengukur variabilitas detak jantung partisipan.

Ini merupakan pengukuran waktu antara setiap detak jantung – dilakukan untuk mengetahui apakah ada kelainan kardiovaskular.

Hasilnya menunjukkan, kelompok partisipan yang baru ditinggalkan pasangannya, memiliki kesehatan yang lebih buruk dibanding grup satunya.

Kadar sitokin para janda, 5-7% lebih tinggi. Sementara, variasi detak jantungnya 47% lebih rendah.

(Baca juga: Emisi Gas Rumah Kaca Menyebabkan Kandungan Gizi Padi Berkurang)