Berkaca pada Kasus Kate Spade, Ini Bukti Bahwa Uang dan Popularitas tidak Bisa Mencegah Depresi dan Bunuh Diri

By Juwita Imaningtyas, Rabu, 6 Juni 2018 | 14:45 WIB
Kate Spade ()

Tak Disangka, Ini Trend Busana Lebaran dari 1970-an Hingga 2000-an

Setelah kabar meninggalnya Spade, banyak orang mengungkapkan dukanya, termasuk para fans dan pelanggan perusahaannya.

Masalah Depresi dan Gangguan Kejiwaan

Masih belum pasti apakah Spade menderita depresi. Namun, 90% korban bunuh diri memiliki gangguan kejiwaan.

"Tidak adil untuk berspekulasi mengapa Kate Spade meninggal karena bunuh diri, tetapi jelas bahwa dia sedang berjuang - stres orang tua, masalah yang muncul di usia paruh baya, atau rintangan profesional adalah kemungkinan," kata presiden Julie Cerel, Ph.D., dilansir dari Yahoo Lifestyle.

Tidak Perlu Takut Solo Traveling, Simak 5 Panduannya!

"Kesimpulan itu sering ditentukan melalui otopsi psikologis di mana orang yang dicintai diwawancarai tentang orang yang sudah meninggal," jelasnya.

“Orang-orang mungkin mencatat depresi sebagai sesuatu yang mereka abaikan, tetapi kenyataannya adalah, orang yang meninggal karena bunuh diri tidak harus mengalami depresi," ujar Cerel.

Ia juga menambahkan, "Nyatanya, orang-orang dengan gangguan makan dan skizofrenia cenderung mengakhiri hidupnya sendiri,".

Berhijab, Busana Hamil Poppy Bunga Ini Bisa Jadi Inspirasi Fashion

Bunuh Diri Bukan Keputusan Tiba-tiba

Dalam banyak kasus, bunuh diri bukanlah keputusan yang tiba-tiba.