NOVA.id - Sahabat NOVA, sudahkah mengetahui kabar tentang meninggalnya seorang desainer fashion terkemuka, Kate Spade?
Kate Kate Spade merupakan desainer fashion yang telah menciptakan tas ikonik serta menjembatani Main Street dan fashion kelas atas.
Dilansir dari CNN.com, ia ditemukan meninggal karena gantung diri pada Selasa (5/6/2018).
Ia pun meninggalkan sebuah catatan pada suami dan putrinya.
Kate Spade (55) memulai usahanya dengan brand Kate Spade New York pada 1993 dan membuka toko pertamanya tiga tahun setelahnya.
Ia telah memiliki lebih dari 140 toko retail dan outlet di Amerika Serikat dan lebih dari 175 toko internasional.
Namun pada tahun 1999, ia dan suami menjual 56% brand-nya kepada Neiman Marcus.
Lalu, pada 2007, Liz Claiborne mengakusisi perusahaan.
Dilansir dari Telegraph.co.uk, di tahun 2016, ia dan suami telah mendirikan label aksesori bernama France Valentine.
Kate berkomitmen dalam proyeknya tersebut, bahkan ia menambahkan Valentine pada namanya.
Tak Disangka, Ini Trend Busana Lebaran dari 1970-an Hingga 2000-an
Setelah kabar meninggalnya Spade, banyak orang mengungkapkan dukanya, termasuk para fans dan pelanggan perusahaannya.
Masalah Depresi dan Gangguan Kejiwaan
Masih belum pasti apakah Spade menderita depresi. Namun, 90% korban bunuh diri memiliki gangguan kejiwaan.
"Tidak adil untuk berspekulasi mengapa Kate Spade meninggal karena bunuh diri, tetapi jelas bahwa dia sedang berjuang - stres orang tua, masalah yang muncul di usia paruh baya, atau rintangan profesional adalah kemungkinan," kata presiden Julie Cerel, Ph.D., dilansir dari Yahoo Lifestyle.
Tidak Perlu Takut Solo Traveling, Simak 5 Panduannya!
"Kesimpulan itu sering ditentukan melalui otopsi psikologis di mana orang yang dicintai diwawancarai tentang orang yang sudah meninggal," jelasnya.
“Orang-orang mungkin mencatat depresi sebagai sesuatu yang mereka abaikan, tetapi kenyataannya adalah, orang yang meninggal karena bunuh diri tidak harus mengalami depresi," ujar Cerel.
Ia juga menambahkan, "Nyatanya, orang-orang dengan gangguan makan dan skizofrenia cenderung mengakhiri hidupnya sendiri,".
Berhijab, Busana Hamil Poppy Bunga Ini Bisa Jadi Inspirasi Fashion
Bunuh Diri Bukan Keputusan Tiba-tiba
Dalam banyak kasus, bunuh diri bukanlah keputusan yang tiba-tiba.
Orang-orang yang memiliki kesuksesan dan kekayaan profesional, seperti Kate Spade sangat mungkin mengalami gangguan mental dan depresi.
Ia pun menjelaskan bahwa depresi bisa disebabkan oleh kombinasi pengalaman hidup seseorang, keterampilan menghadapi masalah, dan faktor biologi.
Punya Tim dengan Kepribadian yang Berbeda? Begini Cara Menghadapinya
Dilansir dari Forbes, Todd Essig, psikolog dari New York pernah mengatakan pada 2015 bahwa banyak eksekutif C-Suite yang rentan terhadap depresi.
Terlepas dari kesuksesan mereka, mereka rentan terkena depresi.
Bahkan, depresi bisa disebabkan oleh kesuksesan mereka sendiri.
Faktor seperti pergeseran identitas seseorang, harga diri yang rendah, dan pengaturan standar yang tinggi dapat menjadi penyebab depresi. (*)