NOVA.id - Salah satu tradisi yang selalu dilakukan saat momen hari raya Idul Fitri adalah bersalam-salaman dan mengucapkan maaf kepada sesama keluarga, tetangga, sanak saudara hingga kolega.
Bagi kita yang sudah dewasa, mungkin saling bermaaf-maafan telah menjadi hal yang lumrah.
Namun, bagi anak kita yang juga turut serta dalam perayaan hari raya Idul Fitri dan mengajarkan cara meminta maaf yang baik tentu menjadi hal yang luar biasa.
Pasalnya, anak berusia di bawah lima tahun cenderung masih egosentris.
Mereka masih memikirkan dirinya sendiri dan selalu merasa benar.
Ketika berkonflik, mereka pun akan menyalahkan orang lain.
Baca juga: Ibu Ini Nyaris Tewas Lantaran Naiki Pipa Seluncur di Kolam Renang
Akan tetapi, apakah kita membiarkan saja si kecil tumbuh kembang seperti itu?
“Usia 2-3 tahun adalah golden moment untuk anak-anak mulai belajar berempati. Usia 7-8 tahun perkembangan emosinya sudah mulai melambat. Jika kita kurang mengajari anak tentang pentingnya konsep memaafkan, bisa saja dia akan tumbuh menjadi anak yang pendendam saat dewasa,” ucap Mira Amir, psikolog anak dan keluarga.
Yang disampaikan psikolog kita ini tentu ada benarnya.
Jika si kecil kita terbiasa mau menang sendiri, tak pernah paham jika apa yang dilakukannya sesungguhnya salah, jangan-jangan begitu besar, dia jadi mahluk yang asosial—kurang bersosialisasi—karena tak punya teman.
Namun, sebelum mengajari si kecil terbiasa meminta maaf—yang justru perlu kita lakukan terlebih dahulu adalah dengan mengajarinya tahu kalau berbuat salah.