Selain Orang Dewasa, Ini Dia Manfaat Baik Bagi Anak Saat Momen Lebaran

By Healza Kurnia, Selasa, 12 Juni 2018 | 17:45 WIB
Ilustrasi kedua anak saling minta maaf (istock)

NOVA.id - Salah satu tradisi yang selalu dilakukan saat momen hari raya Idul Fitri adalah bersalam-salaman dan mengucapkan maaf kepada sesama keluarga, tetangga, sanak saudara hingga kolega.

Bagi kita yang sudah dewasa, mungkin saling bermaaf-maafan telah menjadi hal yang lumrah.

Namun, bagi anak kita yang juga turut serta dalam perayaan hari raya Idul Fitri dan mengajarkan cara meminta maaf yang baik tentu menjadi hal yang luar biasa.

Pasalnya, anak berusia di bawah lima tahun cenderung masih egosentris. 

Mereka masih memikirkan dirinya sendiri dan selalu merasa benar.

Ketika berkonflik, mereka pun akan menyalahkan orang lain.

Baca juga: Ibu Ini Nyaris Tewas Lantaran Naiki Pipa Seluncur di Kolam Renang

Akan tetapi, apakah kita membiarkan saja si kecil tumbuh kembang seperti itu?

“Usia 2-3 tahun adalah golden moment untuk anak-anak mulai belajar berempati. Usia 7-8  tahun perkembangan emosinya sudah mulai melambat. Jika kita kurang mengajari anak tentang pentingnya konsep memaafkan, bisa saja dia akan tumbuh menjadi anak yang pendendam saat dewasa,” ucap Mira Amir, psikolog anak dan keluarga.

Yang disampaikan psikolog kita ini tentu ada benarnya.

Jika si kecil kita terbiasa mau menang sendiri, tak pernah paham jika apa yang dilakukannya sesungguhnya salah, jangan-jangan begitu besar, dia jadi mahluk yang asosial—kurang bersosialisasi—karena tak punya teman.

Namun, sebelum mengajari si kecil terbiasa meminta maaf—yang justru perlu kita lakukan terlebih dahulu adalah dengan mengajarinya tahu kalau berbuat salah.

Karena, inilah fondasi bagi dirinya agar kelak jadi sosok yang pemaaf.

“Saat dia beranjak remaja, dia juga akan sulit memaafkan kesalahan yang dilakukan orang lain. Jadi kita sebagai orangtua, jangan hanya memberi nasihat kepada anak. Tapi juga harus ada praktiknya. Jaga perilaku kita di depan anak,” pesan Mira.

Tentunya, mengajari si kecil agar terbiasa mengakui kesalahan juga tak mudah.

Namun, ada beberapa cara yang bisa dilakukan agar bisa si anak belajar mengakui kesalahannya dan memaafkan terhadap sesama menurut pakar Mira Amir.

Baca juga: Bingung Kehabisan Bensin Saat Mudik? Yuk, Ketahui 3 Tips Berikut!

1. Waktu dan tempat

Anak kita juga punya rasa malu, lho!

Jadi kita tidak boleh memarahi anak di tempat yang salah.

Misalnya, di depan teman-teman sekolahnya.

Hal ini bisa saja membuatnya malu dan berontak ketika kita nasihati.

“Ada kasus anak melawan orangtuanya ketika dia dimarahi di depan teman-temannya. Jadiorangtua harus belajar sabar juga, kita juga harus menghormati anak,” jelas Mira.

Baca juga:Sederhananya Tempat Tinggal Tasya Kamila di New York, Setuju?

2. Jangan lagi nangis

Ketika si anak lagi menangis jangan kita malah sibuk memarahinya, bahkan sampai membentaknya untuk berhenti menangis.

Bukannya berhenti menangis, dia akan terus menangis, lho!

Jadi kalau mau memberi nasihat ada baiknya kita tenangkan dia terlebih dulu.

Baca juga: Meski Kembar 2 Bayi Ini Punya Warna Kulit Berbeda, Kok Bisa?

3. Minta maaf dan memaafkan

Setelah anak tenang dan diberi pengertian, barulah kita bisa mengajarkannya untuk meminta maaf.

Jika yang berbuat salah justru temannya, bagaimana?

Nah, di situlah kesempatan kita untuk mengajarkannya, memaafkan orang lain, termasuk belajar jangan pernah menyimpan dendam.(*)

(Alvien Cahya)