NOVA.id – Saat 30 hari menjalankan puasa penuh di bulan Ramadan, tubuh kita tentunya akan mengalami perubahan pola tidur serta pola makan daripada hari biasa.
Ramadan usai, saatnya kembali menyesuaikan pola tidur dan makan tersebut.
Namun, penyesuaian kembali pola tersebut harus dilakukan secara hati-hati.
(Baca juga: Nyanyi Lagu Dangdut, Anak Tantri Kotak Gemesin Banget, deh!)
"Penting untuk memastikan kita melakukan transisi secara perlahan dari bulan puasa ke pola makan rutin biasa karena adanya perubahan proses metabolisme," kata Ahli diet dari Klinik Aster, As Qusais, Dubai, Jasna Kizhakkeveetil.
Inilah langkah-langkah tepat menyesuaikan kembali gaya hidup dan pola makan yang sehat setelah menjalankan puasa.
1. Makan seimbang
Ahli diet klinis di RAK Hospital, Dubai, Ruba El-Hourani memahami bahwa kembali ke rutinitas makan normal adalah hal yang sulit.
Hal terpenting yang perlu dilakukan adalah fokus pada pola makan sehat yang seimbang dan bernutrisi lengkap, yakni mengandung karbohidrat, lemak, dan protein dalam jumlah yang cukup serta banyak mengkonsumsi sayuran, serat dan buah.
Karbohidrat kerap disoroti dan dianggap menjadi penyebab obesitas serta penyakit kronis lainnya, seperti diabetes tipe 2 dan penyakit jantung.
Namun, karbohidrat sebetulnya tak seburuk itu.
(Baca juga: Untuk Pertama Kalinya, Pengawal Kerajaan Inggris Pakai Sorban di Acara Trooping Of The Color)
Kita dianjurkan menghindari nasi putih, gula dan roti putih sebanyak mungkin.
Namun, tetaplah mengonsumsi karbohidrat sehat dalam bentuk sayur dan buah karena akan sangat bermanfaat bagi tubuh sebagai sumber energi dan serat.
Ahli diet klinis di Healthpoint, Nour Almheiri tak menyarankan pola makan pokok tiga kali sehari.
Ia lebih menyarankan konsumsi beberapa porsi kecil dalam sehari.
Misalnya, porsi kecil setiap empat jam sekali serta menghindari lemak dan gula.
Peningkatan penyerapan gula dan lemak akan menyebabkan kelelahan dan gangguan tidur.
"Jika kembali ke kebiasan pola makan tiga kli sehari dan cemilan manis di antaranya, tubuh kita akan kaget," kata Almheiri.
(Baca juga: Mau Makan Tambah Lahap? Coba Resep Hati Ampela Goreng Terasi Ini)
2. Penyesuaian secara perlahan Almheiri menambahkan, salah satu poin penting dari Ramadan adalah kita mampu memahami sinyal tubuh saat merasa lapar dan kenyang.
Hindari makan terlalu banyak setelah pukul 7 malam karena tubuh tak terlalu banyak melakukan aktivitas.
Konsumsilah lebih banyak makanan di waktu sarapan.
Hal ini menurutnya penting dilakukan agar tubuh memiliki pola makan yang teratur.
Sementara itu, Kizhakkeveetil menilai kita perlu menjauhi makanan yang digoreng, berlemak serta memerhatikan asupan kafein dan minuman bersoda.
"Konsumsilah banyak sayur dan buah karena berfungsi memperlancar detoksifikasi tubuh dan cenderung menyediakan nutrisi penting.
"Sayur dan buah adalah cara sehat membuat perut kenyang, sehingga kita terhindar dari mengonsumsi maknan tidak sehat. Usahakan salad ada di setiap menu makanan kita," ujarnya.
(Baca juga: Pernah Gagal? Yuk Hadapi dengan Cara Ini agar Bisa Sukses)
3. Kembali berolahraga
Banyak orang berhenti berolahraga di bulan Ramadan.
Bagi mereka yang memang belum memiliki jadwal olahraga sejak sebelum bulan Ramadan, ia menganjurkan untuk memulainya.
Hal itu menurutnya perlu dilakukan karena sekitar 90 persen pasiennya mengalami penambahan berat badan sekitar 4-5kg setelah bulan Ramadan.
Alasannya, karena banyak orang berpuasa lebih dari 13 jam dan duduk di meja dalam waktu lama untuk menyantap makanan.
Seringkali, makanan yang tersaji adalah makanan berlemak dan berminyak.
"Semakin kebiasaan olahraga segera dilakukan, maka akan semakin mudah," ujarnya.(*)
(Nabilla Tashandra/Kompas.com)