Itu dilakukannya untuk melakukan Puskesmas Keliling (pusling) keesokan harinya.
Rekan satu timnya jatuh sakit dan pingsan yang akhirnya mengharuskan tim menandunya dengan tandu darurat yang hanya terbuat dari dua batang bambu kecil dan sarung.
Apa yang dialami Amalia dan rekannya itu juga merupakan hal yang dijalani masyarakat di daerah tersebut untuk mendapat akses kesehatan.
(Baca juga: Sering Dipercaya, Ternyata 4 Tanda Ini Bukan Kebahagiaan yang Sejati)
Saat diwawancarai oleh Kompas.com pada Kamis (14/6), Amalia menceritakan banyak hal terkait kondisi pedalaman Papua.
"Sebelum kami menetap itu, hanya ada puskesmas pembantu yang dikunjungi sebulan sekali dari puskesmas distrik lain yang terdekat. Dan jarak (masyarakat) ke puskesmas dengan ke Papua Nugini lebih dekat ke Papua Nugini, lewat hutan-hutan begitu," ujar Amalia.
Ia juga menjelaskan, masyarakat di pedalaman tidak memiliki akses untuk berkomunikasi dengan dunia luar karena terbatasnya piranti dan jaringan komunikasi yang memadai.
(Baca juga: Inilah Alasan Kenapa Kita Harus Mencintai Diri Sendiri Sebelum Mencintai Orang Lain)