KM Sinar Bangun Tenggelam di Kawasan Danau Toba, Ini Dia Penyebabnya

By Healza Kurnia, Rabu, 20 Juni 2018 | 14:15 WIB
Personel Basarnas bersiap melakukan pencarian korban KM Sinar Bangun yang tenggelam di Danau Toba, Simalungun, Sumatera Utara, Selasa (19/6) (Kompas.com)

4. Posko dibangun

Di Pelabuhan Simanindo Kabupaten Samosir didirikan Posko Disaster Victim Identification (DVI) yg dipimpin oleh Kabid Dokkes Polda Sumut Kombes dr Sahat Harianja dan Karumkit Bhayangkara Tingkat II Medan dr A Nyoman Purnama Wirawan.

Selain itu, di Pelabuhan Simanindo juga didirikan dapur umum untuk menerima sumbangan dalam bentuk barang dan bahan makanan dan uang serta posko kesehatan.

Baca juga: Jika Terjadi 7 Hal Ini Pada Tubuh, Tandanya Kita Sedang Jatuh Cinta!

5. Cuaca buruk dan ombak tinggi

Petugas menyebutkan angin kencang dan ombak tinggi menjadi kendala dalam pencarian para korban yang hilang.

Kepala Basarnas RI Marsdya M Syaugi menyatakan bahwa pihaknya telah menurunkan tim elite dari pusat serta peralatan canggih ke Tigaras dan Simanindo untuk mencari penumpang yang masih hilang.

Syaugi mengatakan, tim membutuhkan alat remotely operated underwater vehicle atau robot bawah air yang dikendalikan dengan alat pengendali untuk bisa melihat ke dalam air.

Baca juga: Tunjukkan Interaksi dengan Sang Putra, Bulu Mata Anak Reisa Brotoasmoro Bikin Gagal Fokus

Sementara itu, dalam kesempatan terpisah, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengaku telah menyampaikan peringatan dini terkait cuaca ekstrem di wilayah Danau Toba, Sumatera Utara, sebelum Kapal Mesin Sinar Bangun tenggelam, Senin (18/6).

Deputi BMKG Mulyono Rahadi Prabowo mengatakan, peringatan tersebut langsung disampaikan kepada pihak Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) setempat serta otoritas penyeberangan.

"Terkait kondisi cuaca di Toba, peringatan dini sudah dilakukan," ujar Prabowo di Kantor BMKG, Kemayoran, Jakarta Pusat, Selasa (19/6).

Peringatan dini disampaikan pukul 11.00 WIB dan 14.00 WIB.

Peringatan dini pukul 14.00 WIB, kata Prabowo, juga berisi peringatan cuaca 3-4 jam ke depan.

Dalam peringatan dini tersebut disampaikan bahwa kecepatan angin di kawasan Danau Toba berkisar 2-3 meter per detik.

Pukul 17.00 WIB, terjadi fluktuasi atau meningkatnya kecepatan angin mencapai 6 meter per detik atau sekitar 12 knot.

Sehingga, kondisi angin tersebut membahayakan bagi kapal-kapal berukuran kecil termasuk salah satunya menelan KM Sinar Bangun(*)