NOVA.id - Begitu celana favorit kita sudah susah dikancing, begitu kita sudah malas mengenakan blus putih tipis mahal bermerek, dan sang suami pun mulai enggan merangkul pinggang kita, bisa jadi hanya satu niat yang muncul di kepala kita: diet!
Tentu, niat yang kita patri ini tak keliru.
Karena, selain kita ada ratusan ribu, bahkan puluhan juta perempuan di seluruh dunia yang pasti akan melakukan hal yang sama.
Kita pun berbondong-bondong mengikuti bermacam program diet.
Dari yang bisa dilakukan sendiri di rumah, sampai perlu pergi ke klub kebugaran atau ke bermacam klinik pelangsingan tubuh yang bertarif jutaan.
Namun beberapa kasus yang telah terjadi faktanya kita tidak bisa diet justru kita yang akhirnya menyalahkan bermacam program diet termasuk kembali menyalahkan diri sendiri karena gagal diet.
Baca juga: Berita Duka, Ayah dari Michael Jackson Tutup Usia di Umur 89 Tahun
Nah, biar tak gagal lagi, sepertinya ada yang perlu diubah dari kita.
Mulailah terlebih dahulu mengubah pola pikir kita soal diet.
Kemudian, barulah kita menjalani program diet yang tepat dan memang menjanjikan hasil yang indah.
Seperti yang dijelaskan oleh Monica Kumalasari, M.Psi T, fasilitator TetraMap bersertifikasi sekaligus psikolog kesehatan terapan yang berpraktik di Ciputra Medical Center Kuningan, mengungkapkan alasan yang paling mendominasi gagalnya diet seseorang, apapun jenis diet yang dijalankan.
Istilahnya, preferensi perilaku atau behavior preferences.
Artinya, selain pola pikir yang keliru soal diet, kita pun sebagai individu pada dasarnya memiliki ciri-ciri perilaku berbeda dengan orang lain.
Baca juga: Main Petak Umpet dengan Kakaknya, Anak Ini Tewas Terjebak di Mesin Cuci
Menurut Monic, sifat orang digolongkan ke dalam metafora pengandaian—lewat empat elemen unsur: tanah, udara, air, atau api.
Orang yang diandaikan dengan elemen tanah digambarkan sebagai orang yang berkomitmen tinggi, sementara orang dengan elemen udara akan sangat menggunakan logika dalam mengambil tindakan.
Sedangkan orang dengan elemen air akan lebih mengutamakan rasa dan kebersamaan dalam melakukan berbagai hal.
Kemudian orang dengan elemen api akan selalu “bergoyang” mencari sesuatu yang baru dan menarik. Ini semua bisa dikaitkan dengan diet.
“Dari masing-masing elemen itu, ada beberapa faktor eksternal yang mengganggu diet mereka. Sikap mereka bakal beda-beda,” kata Monic.
Baca juga: Benarkah Bayi akan Lebih Cerdas Jika Sering Dipeluk? Ini Penjelasannya
Elemen-elemen dalam metafora ini sendiri, tentu berbeda dari elemen yang dipercayai dalam budaya Tionghoa.
Empat elemen yang dinamai TetraMap ini justru dapat berubah-ubah, sesuai dengan preferensi perilaku yang dimiliki seseorang.
Nah, TetraMap ini juga yang akan membantu kita mengatasi mental block saat melakukan diet.
“Elemen-elemen itu punya mental block masing-masing. Caranya, kalau kita elemen tanah, kita pikir, orang lain akan berobat lebih mahal kalau sudah sakit. Jadi, kita mau berubah dengan diet. Sementara orang dengan elemen udara, kita harus tahu tujuan kita diet dengan jelas dan logis,” beber Monic panjang lebar.(*)
(Jeanett Verica)