Benarkah Perempuan yang Memiliki Bulu Lebat di Tubuhnya Punya Tingkat Libido yang Tinggi? Ini Penjelasannya

By Winggi, Minggu, 1 Juli 2018 | 11:15 WIB
Ilustrasi (Istock)

NOVA.id- Sebagian besar tubuh manusia memang dilapisi oleh bulu-bulu tipis yang lebat.

Meski sebagian perempuan merasa risih dengan bulu-bulu tersebut, namun sebenarnya bulu di tubuh mereka memiliki manfaat, salah satunya melindungi kulit

Berbicara tentang bulu halus pada tubuh, ada sebagian masyarakat percaya jika perempuan yang memiliki bulu tipis yang lebat pada tubuhnya identik memiliki nafsu seksual yang tinggi.

Lalu apakah kepercayaan tersebut benar?

(Baca juga: Penuh Haru, Seorang Anak yang Terancam Buta Temui Idolanya di Disneyland)

Sebelum membahas kebenaran akan kepercayaan tersebut, ada baiknya kita terlebih dahulu memahami hormon testosteron.

Hormon yang identik dengan pria ini seringkali dikaitkan dengan tingkat libido seseorang.

Berdasarkan sejumlah penelitian terbaru, pada pria sehat, testosteron sama sekali tidak berhubungan dengan libido.

Sebaliknya, perempuan sehat yang memiliki hormon testosteron tinggi memiliki ketertarikan tinggi untuk melakukan masturbasi dibandingkan dengan berhubungan seks.

(Baca juga: Wah, Ternyata Tahun Kelahiran Bisa Ungkap Kepribadian Kita loh!)

Temuan ini dimuat dalam jurnal Archives of Sexual Behavior.

Penelitian ini dilakukan oleh Sari van Anders, pakar perilaku neuroendokrinologi dari University of Michigan.

Meski begitu, Sari mengatakan bahwa temuan ini tidak dapat dijadikan sebagai rujukan.

Bukan tanpa alasan, Sari mengatakan bahwa kebanyakan penelitian mengenai hasrat dan hormon seksual menggunakan binatang sebagai subjek penelitian.

(Baca juga: Ini Rencana Ratu Elizabeth untuk Menyelamatkan Istana Buckingham)

Bila dilakukan pada manusia, biasanya penelitian hanya berfokus pada orang-orang yang mengalami abnormalitas hormon testosteron—mereka datang ke rumah sakit untuk penanganan.

Pada perempuan, testosteron diproduksi secara alami di dalam kelenjar adrenal.

Selain memengaruhi fungsi seksual dan agresivitas, testosteron juga mempengaruhi pertumbuhan rambut halus di kelamin, perkembangan otot, endapan lemak di sekitar pinggang, dan pengaturan sirkuit otak sebelum seseorang lahir atau ketika masih di dalam rahim.

Dilansir dari Psychology Today, Nigel Barber, peneliti dan pengajar di Birmingham Southern College mengatakan bahwa pada umumnya perempuan dengan gairah seksual rendah akan mengalami peningkatan gairah bila "diberikan" testosteron dalam dosis kecil.

(Baca juga: Bosan dengan Salad Buah atau Sayur? Yuk Ganti dengan Cumi Asap yang Lezat dan Rendah Kalori)

Bukan hanya sekadar buah pemikiran, Nigel menemukan hal tersebut setelah melakukan sebuah eksperimen penelitian.

Nigel menggunakan film erotis kepada sejumlah perempuan yang menjadi subjek penelitian.

Perempuan yang diberikan tambahan testosteron mengalami peningkatan sensitivitas pada genitalia mereka.

Tidak hanya itu, gairah seksual mereka juga mengalami peningkatan.

(Baca juga: Dibenci Ratu Elizabeth II, Meghan Markle Tak Boleh Konsumsi Makanan Ini)

Nigel juga mengatakan, berdasarkan hasil penelitiannya tersebut, ketika perempuan memiliki hormon testosteron yang tinggi, maka perempuan akan menjadi lebih kompetitif, lebih berani mengambil risiko, dan lebih dominan secara sosial.

Dilansir dari DailyMail, Chris Simpson, anggota The Royal College of Psychiatrists mengatakan bahwa tidak ada yang tahu apakah perilaku dan pribadi kita dibentuk oleh hormon kita, atau justru sebaliknya.

(Baca juga: Tak Perlu Khawatir, Lakukan Siasat Ini Saja Pada Anak Hiperaktif)

Namun, Chris mengatakan bisa jadi keduanya.

“Jika Anda perempuan yang bekerja di lingkungan yang kompetitif, Anda mungkin akan menjadi lebih tegas, kompetitif, dan agresif, sehingga akan membuat tingkat testosteronnya meningkat,” ujar Chris.

"Sama halnya dengan aktivitas seksual, semakin sering Anda melakukan seks, semakin kuat hasrat seksual Anda. Atau sebaliknya, semakin jarang Anda melakukan aktivitas seksual, maka gairah Anda juga akan menurun", tambah Chris.

Masih menurut Chris, perempuan dengan testosteron tinggi namun berada dalam sebuah hubungan yang tidak bahagia juga dapat menurunkan—bahkan menghilangkan—gairah seksual mereka.

(Baca juga: Tak Usah Panik, Ini Dia 2 Kunci Utama Ketika Mendapat Kabar Demosi)

Seorang pakar disfungsi seksual dari Holistic Medical Clinic di London, John Moran, sepakat dengan Chris.

Ia mengatakan bahwa untuk dapat memahami gairah seksual perempuan, kita harus melihatnya dari berbagai faktor seperti, faktor fisik, psikologis, sosial, dan hubungan.

Moran menambahkan bahwa memang benar dengan memberikan hormon testosteron pada perempuan terkadang dapat meningkatkan gairah seksual mereka.

Namun pemberian hormon testosteron yang terlalu sering justru dapat menghilangkan gairah mereka sama sekali. (*)

(National Geographic Indonesia/ Bhisma Adinaya)

(Artikel ini sudah pernah tayang di laman National Geographic Indonesia dengan judul "Kaitan Antara Bulu Lebat dengan Tingkat Libido Wanita Menurut Sains")