NOVA.id - Anggrek saja tak jarang berharga mahal.
Bagaimana pula dengan tas yang bahannya terbuat dari anggrek, tentu tak murah.
Bahkan ada tas berbahan anggrek yang sampai dibandrol Rp8 juta!
Tas seperti apa itu?
Jika Sahabat NOVA belum pernah tahu, namanya adalah noken, tas tradisional masyarakatPapua.
Baca juga: Baru Menikah, Meghan Markle Dipuji Sebagai Ibu yang Luar Biasa
Umumnya terbuat dari anyaman kulit kayu, dan saudara-saudara kita di sana memakainya dengan cara dikaitkan di atas kepala, kemudian dipikul.
Namun, ternyata noken tak melulu berbahan dasar kulit kayu, tapi juga dari anggrek.
Dorling Dogomo, salah seorang perempuan yang menjual noken terbuat dari anggrek,dengan harga fantastis tadi menjelaskan bahwa anggrek yang dipakai buat bahan baku bukan berasal dari tanaman anggrek rumahan.
Melainkan anggrek yang tumbuh dan hidup di hutan.
Noken anggrek ini bukan barang baru, karena sejak lama dibuat oleh para pengrajin asal suku Mee yang mendiami pegunungan Mapiha, Dogiyai, Papua," terang perempuan berusia 31 tahun tersebut.
Menurut Dorling Dogomo, yang akrab dipanggil Mama Dodo itu, noken anggrek sudah ada sejak dirinya masih kecil.
Biasanya bahan diambil dari hutan yang sangat jauh, contohnya anggrek kuning.
Baca juga: Begini Deddy Corbuzier Tanggapi Soal Tik Tok dan Bowo Alpenliebe
Setelah diambil, terus dikeringkan, baru kemudian dianyam dengan proses manual.
Ternyata yang membuat harga noken anggrek jauh lebih mahal ketimbang noken berbahan dasar kulit kayu, jelas karena sulitnya memperoleh bahan baku tersebut.
“Mahal toh, bayangkan saja dua sampai tiga malam itu bermalam di hutan untuk bisa dapat ini barang (anggrek). Gunung ke gunung, bahkan bisa satu minggu dua minggu, belum lagi anyamnya,” jelas Dodo sambil tersenyum lebar.
Lantas, apa kegunaan noken yang terbuat dari anggrek yang jutaan harganya itu?
Sama saja dengan kegunaan noken pada umumnya.
Yakni digunakan kaum perempuan di sana sebagai alat angkut hasil berburu bahan makanan ketika usai bepergian ke hutan.
“Isi untuk barang ubi-kah atau sayuran apa saja. Barang apa saja bisa masuk dan dijamin kuat. Jadi, biasa itu yang dibawa ubi betatas (ubi jalar) baru di atasnya sayuran, setelah itu kayu bakar,” jelas Mama Dodo,
Baca juga: Purbasari Suguhkan Tiga Produk Terbaru yang Cocok untuk Perempuan Aktif Indonesia
“Lalu biasa kita ada bawa anak di atasnya," imbuhnya.
Dengan bawaan sebanyak itu, wajar jika noken kuat untuk menampung beban, hingga 100 kilogram.
Tentu, noken yang dibuat dari kulit kayu tak jutaan harganya.
Tapi tak juga dijual murah.
Karena, mencari kulit kayu yang sesuai tetap harus merambah hutan berhari-hari.
Sehingga, pantaslah noken sekarang tak lagi dibuat dari kulit kayu, tapi mulai menggunakan benang manila.
Namun tak menghilangkan ciri khasnya: artistik dan kuat.(*)
(Amanda Hanaria)