Cantik dan Mewah, Ini Keunikan Tenun Sutera Donggala Sulawesi Tengah

By Healza Kurnia, Jumat, 13 Juli 2018 | 11:30 WIB
Masnun, salah satu penenun sutra Donggala di Sulawesi Tengah (Gandhi Wasono/NOVA)

NOVA.id - Kabupaten Donggala, yang berjarak 40 km dari Palu, Sulawesi Tengah, memiliki potensi yang luar biasa.

Tak hanya dikenal sebagai kota bersejarah dengan beberapa tempat peninggalan Belanda, panorama pantai dan laut yang indah lengkap dengan hasil ikannya yang melimpah, Donggala juga dikenal dengan hasil tenun sutera Donggala yang cantik.

Kain tenun yang disebut dengan buya sabe tersebut merupakan hasil kerajinan ibu-ibu warga desa yang diwariskan secara turun-temurun.

Menurut sejarah, awalnya tenun Donggala hanya dipakai oleh kalangan bangsawan karena dianggap sebagai kain sutera mewah.

Baca juga: Meski Hal Wajar, Mungkinkah Tak Ada Konflik dengan Pasangan Kita?

Namun kini tenun Donggala biasa digunakan masyarakat umum sebagai pakaian resmi untuk pesta dan upacara kematian, atau bahkan untuk pakaian sehari-hari.

Tenun Donggala memang memiliki sejarah panjang.

Entah sejak kapan keberadaannya mulai diketahui, namun warga desa sudah turun-temurun memiliki keterampilan menenun kain sutera.

“Saya tidak tahu kapan persisnya, tetapi sejak nenek-nenek saya dulu memang sudah menenun. Saya sendiri belajar menenun dari ibu saya sejak tamat dari sekolah dasar,” kata Masnun, salah satu penenun tradisional di Desa Limboro, Kec. Banawa Tengah, Kabupaten Donggala, Sulawesi Tengah.

Ibu empat anak ini juga menjelaskan mayoritas ibu rumah tangga menenun disela-sela waktu mengurus anak dan keluarga.

Baca juga: Ini Peran Warga Sekitar dalam Operasi Penyelamatan Keluar Gua

Biasanya mereka akan mulai melakukan aktivitas tersebut setelah anak-anak berangkat sekolah, usai memasak atau bersih-bersih rumah.