Namanya Marbel, singkatan dari Mari Belajar Sambil Bermain.
Untuk menarik anak-anak, Andi menggarap Marbel sebagai tokoh kartun berbentuk buku.
Awalnya, konten Marbel adalah pendidikan untuk anak usia 2-6 tahun.
Mulai dari belajar mengenal huruf, angka, warna, mengenal binatang, dan beragam lainnya.
Baca juga: Syuting dengan Prilly Latuconsina, Rossa Merasa Ada Chemistry, Kenapa ya?
Saat itu, Andi dan Idawati membuat aplikasi berbentuk CD untuk komputer.
“Tapi, bisnis enggak jalan. Saya coba memasarkan ke toko buku besar, namun kalah bersaing,” kata Andi yang semasa mahasiswa pernah jadi juara 3 Pekan Ilmiah Nasional bidang Teknologi Informatika.
Enam bulan melangkah, “Kami hanya dapat pengalaman. Salah satu faktor kegagalan adalah produk Educa Studio kurang dikenal. Makanya, tahun berikutnya kami fokus ingin mengenalkan Educa Studio ke berbagai event. Caranya, ikut ajang kompetisi. Tahun 2012, kami mengikuti lomba tentang game tingkat nasional yang diselenggarakan Kementerian Perindustrian,” papar Andi.
"Hasilnya, Marbel menyabet juara 2. Karya kami mulai mendapat liputan media,” lanjutAndi lagi.
Baca juga: Bahaya! Inilah 5 Alasan untuk Tidak Memencet Jerawat di Wajah
Karya Andi dan Idawati pun makin dikenal.
Apalagi, mereka juga mengubah konsep bisnisnya mengikuti perkembangan zaman yang kian modern.
Kala itu, Android sedang booming di Tanah Air.
“Momennya pas. Kami membuat platform android yang saat itu belum begitu banyak, dan ternyata biaya marketing tidak besar. Selain itu, karena kami termasuk yang memulai, Marbel langsung dikenal,” ungkap Andi bangga.(*)
(Henry Ismono)