Anak Mulai Curi-Curi Makeup Milik Kita? Ini Solusi Jitu dari Ahlinya

By Healza Kurnia, Minggu, 15 Juli 2018 | 11:15 WIB
Ilustrasi anak perempuan memasuki prapubertas (istock)

NOVA.id - Ruangan keluarga menjadi ramai setelah sang ibu meminta putrinya yang berusia 10 tahun untuk mengembalikan lipgloss miliknya.

Sang anak enggak mau kalah, dia merasa sudah mengembalikannya.

Saling teriak kecil terjadi di antara mereka.

Dari kejadian ini pun akhirnya muncul istilah, “like mother like daughter”?

Lantas, bagaimana seorang ibu harus menyikapi hubungan dirinya dengan anak perempuannya yang sedang memasuki masa prapubertas?

Baca juga: Gaya Busana dan Rambut Pippa Middleton Saat Hamil yang Inspiratif, Cocok untuk Bumil!

Psikolog Irma Gustiana A, M.Psi, Psi, pun menjelaskan tentang anak perempuan yang mulai meniru perilaku sehari-hari ibunya.

Keributan kecil semacam di atas tadi memang bukanlah kali pertama.

Justru, menurutnya hal ini muncul karena si anak sering mengambil dan mencoba berbagai barang milik ibunya.

Mulai dari perhiasan, alat-alat kosmetik, dan lain sebagainya.

Apakah ini perilaku yang normal di dalam hubungan antara ibu dan gadis kecilnya?

"Ternyata ini normal karena sang anak perempuan sedang memasuki masa pubertas. Secara fisik, anak perempuan dan ibunya memiliki kesamaan," kata Irma.

Baca juga: Kado Pernikahan Ini Buat Pangeran Harry dan Meghan Markle Takjub

Hal pertama yang diperhatikan anak perempuan adalah ibunya.

Sejak awal dia memerhatikan semua gerak-gerik ibunya.

Mulai dari gaya berjalan, berbicara, busana, dan cara berhias diri.

"Sang Ibu, baik sengaja atau tidak, juga menunjukkan dan mencontohkan dirinya di depan si anak," tegasnya.

Si anak pun dengan mudah menirunya.

Saat itu bisa dibilang anak perempuan sudah melakukan identifikasi dengan ibunya.

Sejalan dengan pertumbuhan fisik dan perkembangan mentalnya, anak perempuan berusia antara 8-10 sedang memasuki tahapan prapubertas.

"Dia mulai memperhatikan dirinya dan mulai belajar berhias dan secara perlahan, mulai muncul ketertarikan pada lawan jenis," tuturnya.

Baca juga: Peti Mati Kuno Terbesar Baru Saja Ditemukan di Mesir, Milik Siapa?

Tahap ini masih termasuk normal.

Di saat bersamaan, dia juga mulai tertarik pada barang-brang pribadi ibunya.

Mulai dari alat rias, sepatu, baju, dan lain sebagainya.

Di sini peran ibu sangat penting dan bijak untuk mengarahkan.

Ini diperlukan agar tidak terjadi sikap egois yang bisa muncul, seperti rebutan suatu barang.

Sang ibu juga tidak boleh serta merta melarang anak putrinya untuk memakai barang pribadinya.

"Untuk menghindari konflik, mulailah dari hal kecil ketika anak masih kecil," pesan dia.

Menjalin komunikasi yang efektif salah satu hal penting yang perlu dimulai sejak anak perempuan masih kecil.

Baca juga: Tunda Masuk Kuliah Demi Single Perdana, Lala: Bersyukur Tak Jadi Juara

Selain itu, bersikap terbuka, mengerti kebutuhan anak, dan memahami fase pertumbuhan yang sedang dialaminya.

Caranya bisa dimulai dengan pertanyaan menggoda.

‘Wah, kakak sudah mulai besar ya, mulai tertarik dengan alat make up. Memang apa yang kakak ingin tahu? Mungkin Ibu bisa bantu?’.

Ini menunjukkan kesan menghargai pada apa yang dilakukan sang anak.

Ini juga sebagai awal untuk membantu rasa saling percaya antara ibu dan anak perempuannya.

Baca juga: Maternity Photoshoot, Kahiyang Ayu Nasihati Sang Jabang Bayi

Tindakan ibu juga akan berbeda jika ada dua anak perempuan yang umurnya berdekatan.

Mereka bertiga bisa membentuk persahabatan.

Jika hubungan ketiga terjalin hangat, maka kecil kemungkinan muncul sikaprebutan, saling serobot.

"Karena semuanya merasa sama-sama memiliki. Lagipula, sahabat tidak akan mengecewakan sahabat lainnya, kan?" pungkasnya.(*)

(Karto Saragih)