Pstt.., Ternyata Menggosip Bikin Sehat, lho! Ini Penjelasan Pakarnya

By Healza Kurnia, Senin, 16 Juli 2018 | 19:30 WIB
Ilustrasi menggosip (istock)

NOVA.id - Bergosip, bagi sebagian besar kita seperti menarik napas.

Baru saja mata terbuka, sudah membaca gosip di WAG (WhatsApp Group).

Ngobrol dengan suami saat sarapan, ada gosip juga terselip.

Sambil memilih sayuran di gerobak, eh si abang melontarkan gosip terbaru dari RT sebelah.

Baru saja duduk di belakang meja, teman yang “bigos” sudah menghampiri dan terus berkicau sampai makan siang.

Baca juga: Berminat Menginap di Rumah Unik Ridwan Kamil yang Dibalut 30ribu Botol Bekas?

Bahkan, hingga mau mematikan lampu tidur, kita masih sempat juga membuka sederet pesan di berbagai WAG.

Begitu terus setiap hari dan hidup kita, ternyata baik-baik saja tuh.

Lantas, ada yang salah dengan gosip?

Memang sih, seperti kita semua tahu, gosip kerap dituding negatif.

Makanya, menurut kamus (KBBI) pun gosip diartikan sebagai “obrolan tentang orang lain, cerita negatif tentang seseorang, pergunjingan”.

Tapi, jika pun negatif berarti selalu burukkah gosip?

Baca juga: Nonton Langsung Final Piala Dunia 2018, Begini Gaya Fashion Via Vallen

Dr. Ir. Firman Kurniawan Sujono, M. Si., pakar komunikasi digital yang mengajar di beberapa kampus terkemuka di Jakarta, memang tidak mengatakan gosip itu positif.

Namun menurutnya, bergosip sudah menjadi kebutuhan dalam hidup manusia.

Bahkan sudah terjadi sejak zaman prasejarah sekalipun.

Karena, itu merupakan salah satu bagian dari proses komunikasi.

Yang pasti, tanpa sadar setiap orang pasti pernah melakukannya.

“Kadang, kita pun merasa butuh mendengar kabar gosip. Meskipun sekadar untuk mendengar update tentang sesuatu. Nah, setelahnya, pasti muncul perasaan puas pada diri kita karena sudah tahu. Meski sebatas desas-desus saja. Itu tandanya, diri ini memerlukan gosip juga,” terang Firman.

Baca juga: Upss.. Seketika Ingat Mantan? Awas, Jangan Sampai Terlena CLBK ya!

Bahkan, tak jarang, dengan bergosip kita juga bisa melindungi diri dari rasa cemas.

Biasanya terhadap kesuksesan orang yang belum tentu kita bisa mencapainya.

Pasti akan menjadi pergunjingan di antara kita dan teman-teman, tuh.

Nah, setelah hal itu digosipkan, rasa cemas itu hilang karena kita merasa ada teman gosip kita yang memiliki pemikiran sama.

Ternyata, fakta unik terungkap dari sebuah temuan yang dilakukan Anastascia, seorang peneliti dari University of Pavia di Italia bersama beberapa rekan psikolognya menyimpulkan, menggosip ternyata bisa mengurangi stres.

Karena usai melakukan gosip, tubuh perempuan melepaskan hormon oksitosin.

Ini adalah hormon yang membuat seseorang lebih rileks dan bahagia.

Hormon yang sama dan muncul pada saat setelah melakukan seks.

Baca juga: Bisa Ditiru, Ini Cara Vicky Shu untuk Mengurangi Nyeri Kontraksi

Hasil temuan ini diketahui setelah melakukan uji coba pada 22 perempuan terhadap efek yang ditimbulkan setelah menggosip.

Lalu, salah satu efek lain yang ditimbulkan setelah perempuan sama-sama melepaskan hormon oksitosin ini adalah bisa mendekatkan atau mengeratkan hubungan antar-mereka sehingga menjadi lebih akrab.(*)

 

(Bagus Septiawan)