NOVA.id - Apakah Sahabat NOVA pernah merasa ragu ketika ditawari kesempatan naik jabatan?
Tak hanya itu, apakah kita juga merasa bahwa kita tak pantas menerima promosi dan berpikir hal itu hanya akan semakin membebani hidup kita.
Jika iya, mungkin kita mengalami apa yang dinamakan Cinderella Complex dalam dunia kerja.
Apa Itu Cinderella Complex?
Selama ini, Cinderella dikenal sebagai perempuan yang hidup terpuruk karena berada di bawah tekanan ibu dan saudari tirinya.
Baca juga: Anak Pilih-pilih Makanan? Tidak Masalah Asal Ini Jadi Patokannya!
Hingga suatu saat, Cinderella berharap nasibnya berubah menjadi lebih baik.
Bak keajaiban, hidupnya pun berubah setelah dia bertemu dengan pangeran tampan.
Kisahnya pun berakhir bahagia bersama pria pujaannya.
Mungkin cerita itu terdengar indah, namun di dunia psikologi, nama Cinderella diambil untuk menggambarkan adanya gangguan kejiwaan yang seringkali dialami perempuan.
Colette Dowling dalam bukunya yang berjudul The Cinderella Complex: Women’s Hidden Fear of Independence, menjelaskan bahwa Cinderella Complex merupakan ketergantungan perempuan yang ditunjukkan dalam bentuk takut akan kemandirian dan punya keinginan kuat untuk selalu dirawat dan dilindungi lawan jenis.
Hal ini membentuk pemikiran dalam diri bahwa seorang perempuan tidak bisa meraih impiannya, dan menggantungkan mimpi pada orang lain.
Hal ini tentu bisa menghambat langkah kita dalam berkarier.
Baca juga: Sambut Hari Anak, BJ Habibie Ajak Anak Indonesia Miliki Pola Makan Sehat
Psikolog Ratih Ibrahim, S.Psi., Psikolog, MM dari Personal Growth menjelaskan, seringkali sindrom Cinderella Complex membatasi ruang gerak perempuan yang memilih untuk bekerja.
“Yang menjadi pembatas sebetulnya adalah diri kita sendiri. Kalau kita bilang, Saya hanya perempuan, saya nggak berdaya dan level saya hanya sampai di sini’, itulah yang disebut dengan Cinderella Complex. Kita taruh langit-langit kaca di atas kepala kita, sehingga kita terus berpikir bahwa kita tak bisa sampai ke level yang lebih tinggi karena kita perempuan,” terang Ratih.
Jika seorang perempuan terus memiliki pemikiran seperti itu, tentu hal ini membuatnya kehilangan kesempatan mencetak prestasi di dunia kerja.
Kenyataannya, kita tak bisa mengharapkan keajaiban saja, melainkan harus disertai dengan usaha dan kemauan yang keras.
Baca juga: Pakai Masker Rambut DIY Ini untuk Taklukan Rambut Kusut
Namun sayang, banyak perempuan yang menolak tawaran promosi dari perusahaan empatnya bekerja dengan berbagai alasan.
Biasanya, mereka dihantui perasaan khawatir akan kemampuannya yang belum memadai.
Atau memikirkan nasib suami dan anak-anak jika dirinya menjadi semakin sibuk dengan jabatan baru.
Tak jarang, mereka berharap sang suami bisa menjelma menjadi pangeran yang bisa memenuhi segala mimpi dan ambisi istrinya.
Akhirnya, penyesalan datang ketika usia tak lagi muda.
Kesempatan yang tadinya terbuka lebar pun akhirnya menjadi sia-sia.(*)
(Wida Citra Dewi)