Suniya Luthar, seorang profesor psikologi di Columbia, berpedapat bahwa jumlah kegiatan ekskul yang diikuti anak bukanlah satu-satunya sumber masalah.
Masalahnya mulai muncul ketika orang tua mengawasi seluruh aktivitas anak secara berlebihan dan menempatkan ekspektasi yang amat tinggi bagi mereka.
Tekanan berat dan ekspektasi tinggi agar selalu sukses dalam bidang akademis dan non-akademis berpotensi membahayakan perkembangan dan kesejahteraan anak.
(Baca juga: Jadi Cover Girl 25 Tahun Lalu, Wajah Krisdayanti Mirip Amora?)
Lama-lama, ini juga menjauhkan anak dari interaksi dengan anggota keluarga terdekatnya karena merasa diteror dan diperlakukan bagai robot.
Dr. Luthar dan Polly Young-Eisendrath, dua orang psikolog klinis sekaligus penulis buku The Self-Esteem Trap, setuju bahwa terlalu banyak mengharuskan si kecil melakukan berbagai kegiatan sepulang sekolah dapat memberi masalah pada kehidupannya.
Pasalnya, saat usia anak belum menginjak 11-12 tahun, anak sedang belajar untuk mulai mengembangkan dirinya.
(Baca juga: Sempat Usir Peserta Audisi, Ternyata Begini 5 Gaya Iis Dahlia di Awal Karirnya)