Dilarang di Indonesia, Inilah Mitos dan Fakta Tentang Donor Sperma

By Nuzulia Rega, Selasa, 14 Agustus 2018 | 14:46 WIB
Donor Sperma (http://www.nationalturk.com)

NOVA.id - Meski tak banyak yang tahu, namun ternyata kini donor sperma mulai diminati masyarakat di dunia.

Dilansir dari coparents.com, mereka yang menginginkan seorang anak namun pasangannya memiliki jumlah sperma yang rendah biasanya akan meulai melirik donor sperma sebagai jalan keluarnya.

Biasanya, orang akan mencari donor sperma melalui media online bahkan meminta dari orang yang kita kenal.

(Baca juga: Dukung Perempuan Indonesia, Sorella Keluarkan Bra untuk Pejuang Kanker Payudara)

Namun ternyata donor sperma tak semudah yang kita bayangkan.

Bahkan mitos dan fakta yang beredar, kadang akan membuat orang tak mengerti tentang kebenaran donor sperma tersebut.

Dilansir dari www.fertilityproregistery.com, yuk simak penjelasan mengenai donor sperma berikut ini.

1. Mitos: Donasi Sangat Mudah Dilakukan

Meskipun mungkin tampak seperti proposisi yang mudah, kebenarannya adalah proses penyaringan untuk donasi sperma sangat ketat.

Bahkan hanya kurang dari 5% pria yang berhasil menjadi donor sperma.

Sperma harus memenuhi standar kualitas spesifik mengenai jumlah sperma, faktor fisik dan psikologis pendonor juga harus dipertimbangkan.

Seorang donor harus berusia di atas 18 tahun, mampu menyediakan riwayat kesehatan keluarga mereka yang mencakup hingga tiga generasi, dan dapat berkomitmen untuk program selama enam bulan hingga satu tahun.

Setiap bank sperma memiliki kualifikasi yang berbeda, tetapi biasanya proses penyaringan saja bisa memakan waktu hingga tiga bulan.

(Baca juga: Duh, Guru TK Tega Siksa Muridnya Hingga Jatuh Dari Kursi Ini Viral!)

2. Mitos: Jumlah Sperma Konstan

Fakta : Banyak pria percaya bahwa jumlah sperma mereka akan sama setiap kali diperiksa.

Ternyata anggapan itu salah.

Jumlah sperma pria dapat berfluktuasi tergantung pada beberapa faktor. Penyakit, obat-obatan, dan terutama waktu antara ejakulasi akan berpengaruh pada jumlah sperma.

Sebelum melakukan donasi sperma, seorang pria akan diminta untuk menahan diri dari ejakulasi hingga tujuh hari sebelum pengangkatan.

(Baca juga: Waduh, Pagi-Pagi Gisel Kaget Mendengar Gempi Nyanyi Lagu Ini)

3. Mitos: Pendonor Sperma menjadi Seorang Ayah

Donor sperma diwajibkan menandatangani kontrak mengenai privasi.

Penting untuk membaca kontrak ini dengan hati-hati, dan disarankan agar mereka yang tertarik dengan donor sperma berkonsultasi dengan spesialis hukum mengenai hak-hak mereka di bawah hukum negara bagian.

Meskipun sebagian besar sumbangan sperma bersifat anonim, masih ada cara untuk melacak donor melalui pendaftar dan basis data DNA.

Hukum umumnya melindungi donor sperma dari identifikasi, selain informasi genetik, jika mereka memilih untuk tetap menjadi donor anonim, dan tidak bertanggung jawab atas anak hasil donor spermanya.

(Baca juga: Shandy Aulia Gendong Bayi Sedah, Tapi Kahiyang Ayu yang Curi Perhatian)

4. Mitos: Biaya yang Dibutuhkan Sangat Besar

Meskipun ada bank yang membayar ratusan juta rupiah untuk sumbangan sperma, mayoritas bank sperma akan membayar kurang dari satu juta rupiah per spesimen.

Sementara ada juga yang membayar untuk donasi mingguan.

(Baca juga: Cuma Pakai Seragam Sekolah, Gempi Cantik Banget, Ini Buktinya!)

Namun, dilansir dari wikipedia telah dikatakan jika di Indonesia praktik donasi sperma dan sel telur adalah salah satu hal yang dilarang atau ilegal.

Hal tersebut telah tertulis di Undang-Undang tentang kesehatan no 36 tahun 2009 dan Peraturan Pemerintah tentang Kesehatan Reproduksi no 41 Tahun 2014. (*)