NOVA.id - Banyak orang di masa kini yang memilih melakukan investasi untuk kebutuhan di masa yang akan datang.
Beragam cara berinvestasi dari yang sudah diketahui pun dilakukan karena melihat keuntungan yang didapat ketika memasuki hari tua.
Nah, ternyata masalah muncul ketika tak banyak orang yang memahami risiko atau keliru berinvestasi secara cepat sehingga bukannya meraup keuntungan malah menjadi rugi.
Oke, sebelum melakukan investasi, satu hal yang perlu dimengerti adalah, produk investasi dalam bentuk apa pun memiliki risiko, yaitu risiko akan naik-turunnya harga yang mungkin terjadi.
Baca Juga : Berkaca dari Titi Qadarsih, Kebiasaan Makan Sepele Ini Picu Kanker Usus!
Hanya saja, risiko yang ada untuk masing-masing produk cukup berbeda.
Apa bedanya trading saham dan reksa dana?
Menurut Konsultan Finansial ternama, Tejasari CFP, trading saham (atau istilahnya main saham), adalah melakukan transaksi jual-beli saham yang dijual di pasar modal Indonesia.
Kita bisa melakukan pembelian dan penjualan sendiri atau dibantu oleh broker yang ada di sekuritas.
Baca Juga : Selingkuh Saat Masih Berstatus Suami Nafa Urbach, Zack Lee: Itu Masa Paling Berat dalam Hidup Aku
Pilihan saham untuk di-trading adalah pilihan kita sendiri, bisa pula berdasarkan hasil diskusi dengan broker saham.
Saham yang dimaksud di sini, adalah saham yang sudah terdaftar di pasar modal.
Berbeda dengan itu, pilihan jenis saham atau produk investasi yang akan ditransaksikan di reksa dana akan diserahkan pada manajer investasi yang mengelola reksa dana, bukan berdasarkan pilihan kita.
Secara umum, ada empat jenis reksa dana yang umum di Indonesia, yaitu reksa dana pasar uang, pendapatan tetap, campuran, dan saham.
Baca Juga : Seorang Jurnalis Perempuan Diperkosa dan Dibunuh Usai Melaporkan Kasus Korupsi
Perbedaan antara reksa dana dan trading saham adalah pada teknis pelaksanaan pembelian sahamnya.
Di reksa dana, maka pilihan jenis saham hingga jual beli saham akan dilakukan oleh manajer investasi.
Sementara pada trading saham, pilihan jenis saham hingga jual beli saham akan dilakukanoleh kita sendiri.
Apabila kita merasa yakin dan mampu untuk memilih saham sendiri dan melakukan jual belinya, maka kita bisa berinvestasi dengan melakukan trading saham.
Baca Juga : Bertemu di Bandara, Rossa Bersandar Mesra di Bahu Ivan Gunawan
Tapi apabila kita merasa belum yakin dan tidak mengerti, kita bisa memilih reksa dana.
Baik trading saham ataupun reksa dana, tentu bisa untung dan bisa juga rugi.
Sehingga dalam jangka waktu dua tahun, apabila ingin mendapatkan keuntungan dari trading saham, maka kita harus belajar keras dan berkonsentrasi dalam mempelajari saham apa yang cukup baik dan juga mempelajari kapan beli dan kapan jualnya.
Sementara di reksa dana saham, umumnya digunakan oleh para investor untuk tujuan jangka panjang di atas dua tahun.
Baca Juga : Main dengan Bunga Zainal, Dimas Anggara Mengaku Menderita, Kenapa ya?
Mana lebih baik?
Semua produk investasi memiliki kelebihan dan kekurangan, serta sangat tergantung pada orang yang menjalani investasinya.
Reksa dana dan saham adalah produk investasi yang keduanya secara resmi ditransaksikan di Pasar Modal Indonesia, sehingga secara legalitas sangat aman buat kita sebagai investor, di Indonesia.
Reksa dana bisa dikatakan cukup baik untuk orang yang belum mengerti produk investasi, karena transaksinya dibantu oleh manajer investasi.
Baca Juga : Apa Kata Zodiak Minggu Terakhir di Bulan Oktober 2018? Ada Perubahan Mendadak untuk Taurus
Sehingga hasil investasi di reksa dana akan sangat tergantung dari pilihan si manajer.
Pilihlah manajer investasi yang sudah memiliki pengalaman cukup lama dengan hasil investasi yang cukup stabil.
Sehingga hasil investasi kita di reksa dana bisa memberikan hasil yang baik.
Baca Juga : Tak Mau Makan Hidangan Tahanan, Ratna Sarumpaet Diet dengan Menu Ini
Sementara trading saham cukup baik apabila kita fokus mempelajari trading saham yang baik.
Kalau kita tidak fokus, maka hasilnya bisa tidak sesuai dengan yang diharapkan.(*)
(Kontributor NOVA)