Apakah alat tersebut disterilkan atau tidak?
Karena, bisa saja ada penyakit-penyakit kulit dan penyakit seksual menular yang bisa menular lewat alat waxing tersebut, jika dipakainya bersama.
Juga, obat/chemicals yang digunakan bisa menimbulkan iritasi di daerah kewanitaan jika tidak cocok.
“Semua penyakit kulit yang bisa menular lewat kontak, bisa ditularkan. Misalnya, jamur atau bakteri-bakteri yang bisa menular lewat kontak seksual, juga bisa ditularkan dengan vagina waxing atau alat yang tidak steril atau bahannya yang tidak steril,” jelas dr. Ferry Darmawan, SpOG., dari Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat.
Baca Juga : Mencoba Selamatkan Diri, Perempuan Ini Tak Pejamkan Mata Saat Tergulung Tsunami Palu
“Lagipula, sebenarnya rambut-rambut pubis di daerah kemaluan itu masih ada fungsinya, salah satunya adalah untuk menjaga agar di daerah situ kelembapannya tetap pas, tidak terlalu kering tidak terlalu basah. Jadi sebenarnya tidak perlu dicukur habis. Jika mau dirapikan bisa di-triming atau dipotong dengan gunting yang bersih dan pemakaiannya secara personal saja, sudah cukup,” tambahnya.
Selain itu, berbagai treatment tersebut nyatanya tidak banyak manfaatnya secara medis.
Belum teruji secara medis.
Akan tetapi, karena begitu gencarnya promo metode ini, sebagian kita menganggap melakukan itu seolah sudah jadi suatu gaya hidup baru.
Baca Juga : Nyanyikan Lagu Akad, Suara Hati Sule dengan si Sinden Cantik?