Di sisi lain, Dinny Jusuf punya perjuangannya sendiri dalam memberdayakan perempuan muda di Toraja. Melalui tenun, Dinny memulai upayanya menghidupi desa tersebut. Tak bisa dimungkiri, kendalanya terletak pada kesan “tua” pada tenun, sehingga generasi penerus biasa enggan meneruskan wasiat tenun.
Padahal, tenun begitu lekat dengan budaya yang membuat desa mereka pun bisa dikenal dunia.
"Awalnya untuk mengerahkan mereka untuk berpenghasilan itu bermula dari banyaknya bayi di sana. Dari situ, saya mengajak mereka untuk mulai mencari mata pencaharian lewat menenun," jelasnya.
Hal inipun tidak mudah, karena perempuan di sana masih menganggap tenun tidak bisa menghidupi keluarga mereka. Sekalipun destinasi Toraja menjadi salah satu destinasi favorit para turis!
Baca Juga : Tinggalkan Gempi, Koneng Akhirnya Ungkap Alasannya Mengundurkan Diri
Akhirnya, Dinny pun mencoba menemukan cara terbaik untuk mengajak perempuan di desa Toraja maju, yakni dengan menghadiahi babi atau kerbau.
"Saya bertanya apa impian mereka. Jawabannya luar biasa dan sempat tidak terpikirkan. Mereka hanya ingin bawa babi dan kerbau ke acara adat," jelasnya.
Dari sanalah, Dinny mewujudkan impian mereka dengan menenun dan menghasilkan kreasi tenun ciamik. Tak hanya dapat babi atau kerbau, perempuan di sana juga sudah bisa membiayai keluarganya.
Baca Juga : Temani Raffi Ahmad Kerja, Nagita Slavina Malah Menangis! Kenapa?
Hal ini jugalah yang semakin membuat Dinny bersemangat menghidupi desa-desa sekitar Toraja lainnya.
Sebagai sebuah inovasi, ia pun menawarkan konsep nomadic travel untuk mengajak para traveler merasakan sensasi menginap di desa dan melihat proses penenunan, langsung di Toraja.
Selain empat sosok ini, tentu ada banyak perempuan inspiratif di luar sana yang ikut memajukan dunia pendidikan dan perekonomian bangsa.
Pertanyaannya, kapan giliran kita untuk ikut berkontribusi, Sahabat NOVA? (*)
Penulis | : | Tentry Yudvi Dian Utami |
Editor | : | Winggi |
KOMENTAR