Alhasil, suara di kursi pemerintahan pun jadi tak seimbang, karena ketidaktahuan mereka akan visi dan misi.
“Jadi kalau ingin menjadi pemimpin, lebih baik kuasai dulu betul-betul visi dan misinya. Terutama soal isunya sendiri,” tukasnya.
Seperti diketahui, saat ini Parlemen Indonesia membuka kesempatan pada perempuan untuk mengambil kursi tinggi itu sebanyak 30 persen.
Baca Juga : Sajikan Mi Goreng Udang yang Menggoda, untuk Imlek bersama Keluarga
Akan tetapi, sampai saat ini, presentase tersebut masih belum tercapai, sehingga menjadi pekerjaan keras bagi kita bersama untuk memilih calon pemimpin perempuan terbaik.
Sebab, dari sanalah, Indonesia memiliki kesempatan untuk mengalami perubahan signifikan, yakni dari perempuan-perempuan hebat yang peduli akan isu-isu sosial dan paham akan visi dan misi.
Yah, kalau kita belum bisa terlibat secara langsung sebagai calon legislatif, setidaknya, jangan abai menggunakan hak pilih kita di Pemilu 17 April mendatang, ya, Sahabat NOVA! (*)
Penulis | : | Tentry Yudvi Dian Utami |
Editor | : | Jeanett Verica |
KOMENTAR