NOVA.id - “Merupakan hal yang mudah untuk terbang dengan pesawat dari A ke B. Tapi, apakah itu benar sebuah perjalanan? Kamu berpindah kisah ke kisah lain tanpa perpindahan perlahan dan mengesankan. Artinya kamu benar-benar melewatkan perubahan penting pada masyarakat, budaya, bentang alam, dan… makanan. Sungguh disayangkan, apalagi aspek yang terakhir. Saat berpergian, pergilah dengan hati [dan perut!] dan bukan dengan kemampuan masa kini untuk terbang,”
Itulah kalimat menarik yang tertuang dalam sebuah foto berlatarkan pemandangan Iran pada pameran “Everything in Between” yang disuguhkan Diego Yanuar dan Marlies Fennema, dari perjalanan panjangnya mengayuh pedal sepeda dari Belanda ke Indonesia, selama satu tahun.
Bagaimana bisa dua manusia menempuh jarak 12.000 KM, melalui 23 negara, dengan semangat yang membara? Kepada Tabloid NOVA, Diego dan Marlies menceritakan kisahnya.
Baca Juga : Jenguk Ani Yudhoyono, Dahlan Iskan Prihatin Saksikan Tempat Tidur SBY Sehari-hari di Singapura
Belanda-Indonesia bukan hal asing di telinga pasangan yang telah menjalin cinta beda negara selama kurang lebih 5 tahun lamanya, Diego Yanuar dan Marlies Fennema.
Dua tahun pertama Diego bahkan sering bolak-balik Belanda-Indonesia demi mengunjungi kekasih hatinya.
Enggak jarang Marlies juga melakukan hal sama. Meski dua tahun berikutnya Diego memutuskan untuk tinggal di Belanda untuk melanjutkan pendidikannya di HAN University.
Baca Juga : Catat, 4 Tempat Wisata di Surabaya yang Cocok untuk Pasangan
Namun, jarak yang terbentang antar keduanya cukup jadi penghalang untuk menggugurkan rindu, bahkan perjalanan dengan menggunakan burung besi nyatanya enggak membuat mereka puas hati. Apa sih sebenarnya yang dicari?
Rupanya perjalanan menggunakan pesawat membuat Diego dan Marlies yang punya jiwa petualang sadar, bahwa banyak hal yang mereka lalui tapi hanya bisa menunggu dan berdiam diri di dalamnya.
Hingga suatu hari, Marlies berseloroh pada Diego, “Kenapa kita enggak sepedaan saja dari Belanda ke Indonesia? Biar kelihatan semuanya!”
Baca Juga : Setelah 2 Tahun, Hakim Mohon pada Atalarik Syach untuk Tak Pisahkan Anaknya dari Tsania Marwa
Celotehan itu menjadi kenyataan, Diego dan Marlies mulai mempersiapkan semuanya, seperti rute, menabung selama 2 tahun, serta barang yang akan mereka bawa untuk menjelajah dunia.
Tepat 2 April 2018, Diego dan Marlies membawa “Everything in Between” dalam kayuhan pertamanya.
Perjalanan Diego dan Marlies dibagi menjadi tiga bagian, yakni The Smooth Road (Eropa) yang meliputi Belanda, Jerman, Ceko, Austria, Slovakia, Hungaria, Kroasia, Serbia, Romania, Bulgaria, dan Turki.
Baca Juga : 18 Tahun Mualaf, Natalie Sarah Makin Cantik Berbalut Hijab! Intip Inspirasi Gaya Hijabnya
Selanjutnya The Middle Earth (Central Asia) yang meliputi Iran, Turkmenistan, Uzbekistan, Tajikistan, Kyrgyztan, Nepal, dan India. Terakhir The Homming Come (South East Asia) meliputi Myanmar, Thailand, Malaysia, Singapura, dan tentunya Indonesia.
“Ternyata dari Belanda sampai Singapura itu satu daratan, jadi benar-benar bisa (pakai) sepeda semuanya,” kata Diego kepada NOVA beberapa waktu lalu. (*)
Source | : | Tabloid Nova |
Penulis | : | Siti Sarah Nurhayati |
Editor | : | Alsabrina |
KOMENTAR