NOVA.id - Sejak meninggalnya Ani Yudhoyono pada hari Sabtu (1/6) lalu, sang suami, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), tampak masih merasakan duka yang mendalam.
Ani Yudhoyono, kekasih hati yang menemani SBY selama 43 tahun pernikahan mereka, meninggal dunia karena penyakit kanker darah yang dideritanya.
Selama 5 hari, kita membaca dan melihat bagaimana SBY sebagai suami dan pria yang ditinggal mati pasangan tersayangnya, tak kuasa menahan tangis dan kesedihan.
Sampai-sampai hari ini, di hari pertama Lebaran, SBY terpaksa tidak bisa menjalankan sholat Ied karena kondisinya yang menurut Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) di Cikeas, Bogor pada wartawan, kurang sehat.
Baca Juga: Sepulang Pemakaman Ani Yudhoyono, SBY Tak Berhenti Menangis: Sedih Sekali Rasanya!
Kita jadi ingat ucapan SBY usai pemakaman yang diabadikan oleh Jansen Sitindaon dalam akun Instagramnya, “Ini Lebaran pertama saya tanpa Ibu Ani. Sedih sekali rasanya.”
Berduka itu normal. Berduka adalah respons yang sehat terhadap kehilangan, termasuk dalam diri laki-laki.
Hanya saja, dunia sosial telah menciptakan gambaran ideal bahwa laki-laki yang semacam itu adalah laki-laki yang tak mampu mengendalikan emosinya. Cengeng.
Source | : | The New York Times |
Penulis | : | Indira D. Saraswaty |
Editor | : | Indira D. Saraswaty |
KOMENTAR