NOVA.id - Mendapat pekerjaan impian dengan gaji besar tentulah menjadi keinginan semua orang.
Namun kok semakin kita melamar, semakin jauh, ya, pekerjaan impian ini?
Oh, barangkali cara kitalah yang salah. Karena sebenarnya, pekerjaan impian dan sesuai dengan kemauan bisa kita dapatkan jika tahu celahnya.
Salah satunya, dengan cara memanfaatkan platform jejaring sosial yang memang ditujukan untuk membantu kita membangun jaringan, salah satunya LinkedIn.
Lalu menyulap laman profil yang kita punya menjadi lebih profesional.
Baca Juga: Fakta Menarik dari LinkedIn: Usai Idulfitri, Banyak Orang Indonesia Ingin Pindah Kerja
Ah, menyulap LinkedIn? Memang mudah?
Oktasawa Dewa Putra Sasmita, Associate Consultant di Glints Indonesia mengungkap, LinkedIn sebenarnya memiliki dua fungsi.
“Bisa untuk kita yang ingin mencari pekerjaan atau sebagai rekruter. Tapi semakin berkembang, saya melihat LinkedIn itu bisa jadi personal branding. Misalnya, seseorang ingin membentuk kepribadian atau profil profesionalnya di LinkedIn.”
Meski namanya jejaring sosial, tentu fungsi LinkedIn berbeda dengan Facebook.
LinkedIn benar-benar membantu penggunanya untuk mempromosikan diri sendiri sebaik mungkin, sehingga penggunaannya pun tidak bisa main-main.
Apalagi LinkedIn bisa memperlihatkan rekam jejak profesional kita jika berselancar di sana.
“LinkedIn ini cukup unik. Saat kita komentar apa pun atau kita like post-an kita di LinkedIn, di profil kita bakal muncul juga. Bisa dibilang semacam Twitter gitu.”
“Jadi kita harus hati-hati banget kalau kita nge-post hal atau komen hal yang kurang baik di LinkedIn itu bakal tercap di profil kita. Nah itu makanya mungkin satu hal yang harus dihindari,” jelasnya.
Baca Juga: Jadi Dilema Pilih Karier atau Keluarga, Ini Cara Bijak Tentukan Pilihan Keduanya
Lantas, apa sih sebenarnya yang harus diperhatikan agar laman profil kita bisa menarik recruiter agar berhasil mendapatkan pekerjaan dengan gaji yang sesuai?
Menurut Dewa, recruiter biasanya melihat skill yang dicantumkan terlebih dahulu dan seberapa jelas skill tersebut dirincikan.
Jangan sampai mengecoh recruiter dengan skill yang tidak sesuai hingga membuat kita terlewatkan pekerjaan impian.
“Ada pilihan tiga skill utama yang benar-benar dikuasai di LinkedIn dan bisa menuntun pada karier yang kamu mau. Misalnya mau menjadi seorang desainer, ya skill yang dimasukkan skill-skill desain,” tuturnya.
Baca Juga: Inspirasi Karier dari Serial dan Film, Mana yang Sesuai Passionmu?
Pentingnya Koneksi
Selain unjuk kebolehan, jangan lupa, kita juga harus merinci apa saja tugas dan pekerjaan kita di perusahaan lama sedetail mungkin agar recruiter bisa memahami yang kita kerjakan.
“Soalnya setiap company punya title yang berbeda ya, misalnya namanya sama-sama consultant tapi ternyata, oh yang satu consultant kerjaanya seperti sales yang satu lagi seperti misalnya HR, itu kan berbeda,” jelas Dewa.
Jangan sampai kita membawa kesan buruk dari perusahaan terdahulu karena akan memengaruhi LinkedIn kita, sebab di LinkedIn ada yang namanya endorse dan koneksi yang terus terhubung.
Baca Juga: Ingin Karier Lebih Cemerlang? Selesaikan Dulu Konflik dengan Pasangan
“Biasanya endorse ini qualified, yang memberikan misalnya atasannya atau orang yang pernah bekerja dalam satu tim. Jadi kan biasanya di skill itu sendiri ada endorse-nya, kalau misalkan pernah lihat LinkedIn seseorang misalnya 5 orang merekomendasikan untuk skill public speaking atau skill lain itu sih cukup ngaruh buat recruiter.”
Meski kesannya untuk orang-orang profesional dan berpengalaman, ternyata lulusan baru juga bisa, lo, mendapatkan pekerjaan melalui LinkedIn.
“Tinggal lihat pengalamannya lagi, misalnya kayak tadi skill-nya dia bisa apa aja sih, LinkedIn untuk fresh graduate ada fitur dia aktif di organisasi apa, itu bisa menunjukkan, dan salah satu fitur dia di LinkedIn itu bisa jadi pengganti CV,” tutur pria berusia 23 tahun ini.
Baca Juga: Jalani Solo Karir, Sammy Simorangkir: Tanpa Band Kerispatih, Sammy pun Tidak Ada
Lantas, bisakah LinkedIn membantu kita mendapatkan kenaikan gaji?
Baca Juga: Kembali Bisa Donorkan ASI, Sarwendah: Tak Berhenti Aku Bersyukur
“Sebenarnya dari pengalaman aku, untuk company yang baru masih mungkin (ada kenaikan gaji, red) karena dilihat dari pengalamannya. Tapi dilihat secara signifikan enggak terlalu sih, jujur aja.
"Tapi pujian atau achievement bagus dari atasan itu bisa jadi salah satu landasan untuk menaikkan gaji di company yang baru,” kata Dewa. (*)
Ternyata Ini Usia Ideal si Kecil Pisah Kamar dan Cara Agar Anak Mau Tidur Sendiri
Source | : | Tabloid Nova |
Penulis | : | Siti Sarah Nurhayati |
Editor | : | Winggi |
KOMENTAR