NOVA.id - Layaknya menjalin hubungan, hubungan seks juga harus dinikmati oleh kedua belah pihak lo.
Jika, kita merasa tidak pernah puas saat berhubungan seks, maka itu akan berdampak pada keharmonisan rumah tangga kita lo.
Menurut Dr. Nugroho Setiawan, MS., yang telah tayang pada 19 Februari 2010 ini mengatakan jika hubungan pasutri (pasangan suami istri) yang harmonis adalah hubungan seksual yang bisa dinikmati oleh kedua belah pihak, yakni suami dan istri.
Baca Juga: Netizen Sebut Via Vallen Sudah Pernah Melahirkan, Sang Biduan: Mereka Jadi Motivasi Saya
Salah satu faktor penentu agar kedua belah pihak menikmati aktivitas tersebut adalah terbukanya komunikasi selebar-lebarnya.
"Suami dan istri harus saling berbicara dan menyampaikan keinginan masing-masing," tandasnya.
Nugroho mengingatkan, seks itu belajar sambil berjalan.
Baca Juga: Ditinggal 8 Jam di Mobil oleh Ayahnya, Bayi Kembar Ini Meninggal
"Semakin lama usia pernikahan, dan selama pasangan mau mempelajari hubungan seks lebih baik dan mau berkomunikasi, seharusnya mereka mendapat kenikmatan lebih,” pungkasnya lagi.
Yang tak kalah penting, pasangan suami-istri juga harus memiliki pengetahuan tentang seksualitas, sehingga pasangan suami istri sudah mengetahui dengan pasti apa yang ingin dicapai, dan apa yang harus dilakukan saat berhubungan intim.
Pengetahuan seks yang harus diketahui oleh pasangan mencakup segala aspek yang berkaitan dengan hubungan seksual, dari mencumbu, meraba, dan sebagainya.
Baca Juga: 3 Hal yang Perlu Kita Lakukan agar Traveling Tak Mencemari Lingkungan
Termasuk, misalnya, mengetahui kapan melakukan penetrasi.
"Penetrasi yang benar adalah menunggu sampai terjadi reaksi bangkitan seksual sepenuhnya pada kedua belah pihak.
"Secara anatomis, sudah terjadi perubahan karena rangsangan seksual. Pada pria misalnya, sudah terjadi ereksi yang kuat," ujar Nugroho.
Kesiapan untuk penetrasi inilah yang harus disampaikan ke pasangan.
Baca Juga: Arumi Bachsin Peragakan Busana Khas Osing, Netizen: Mirip Suzzana, Cantik Banget!
Jika ternyata kita belum siap, ya sampaikan saja bahwa ia belum siap.
"Jadi, harus berkomunikasi. Kalau tidak, bisa-bisa mereka tidak tahu apakah pasangannya sudah siap atau belum. Ujung-ujungnya, si wanita mengeluh karena tidak memperoleh kepuasan,” pungkasnya.(*)
Penulis | : | Tentry Yudvi Dian Utami |
Editor | : | Alsabrina |
KOMENTAR