Di bawah bimbingan Helita, ketiga siswa memutuskan untuk memulai pembahasan awal yang lebih serius mengenai kayu Bajakah tersebut.
Penelitian diawali dengan uji pendahuluan di laboratorium sekolah.
Lalu penilitian dilanjutkan dengan uji sampel penelitian lanjutan, yang menggunakan dua ekor mencit atau tikus betina atau tikus kecil berwarna putih, yang sudah di induksi atau disuntikan zat pertumbuhan sel tumor atau kanker.
Baca Juga: Bagi Chicco Jerikho Ngobrol dan Sharing Itu Penting Walau 5 Menit Aja
Sel kanker berkembang di tubuh tikus dengan ciri banyaknya benjolan pada tubuh, mulai dari ekor hingga bagian kepala.
Mereka lalu memberikan dua penawar atau obat yang berbeda terhadap kedua tikus.
Satu tikus diberikan bawang dayak dalam bentuk cairan yang diminumkan ke tikus.
Baca Juga: Lakukan Foto Maternity, Anggun dan Cantiknya Ayu Dewi bak Seorang Putri Disney
Sementara tikus lainnya diberikan air rebusan yang berasal dari kayu Bajakah.
"Setelah memasuki hari ke 50, mencit yang diberikan air penawar dari bawang dayak mati, sementara mencit yang diberikan cairan kayu Bajakah, tetap sehat bahkan justru bisa berkembang biak,” ujar Helita, Senin (12/08).
Setelah melalui pembuktian terhadap media uji sampel, maka pada awal bulan Mei 2019, penelitian dilanjutkan dengan memeriksa kadar yang terdapat pada kayu Bajakah tersebut melalui uji laboratorium, yang bekerjasama dengan pihak laboratorium di Universitas Lambung Mangkurat, Banjarmasin, Kalimantan Selatan.
Baca Juga: Pilu! Alasan Putri Diana Rela Bertahan Dalam Pernikahan dengan Pangeran Charles Demi Orang Lain
Source | : | Kompas.com |
Penulis | : | Winggi |
Editor | : | Winggi |
KOMENTAR