Terciptanya karya ini berawal dari keinginan untuk turut meramaikan pilihan penggunaan kain Indonesia sebagai pakaian formal untuk dikenakan bekerja sejak Pemerintah menetapkan adanya hari penggunaan Kain Indonesia Dalam Bekerja selain batik, tenun NTT, dan tenun lainnya.
Usaha fashion tenun Ulos yang bernama Abit Kain ini dibuat berdasarkan pesanan.
Sementara Abit Catalogue, koleksi fashion siap pakai yang diproduksi dalam jumlah tertentu yang ia rintis sejak 2015.
Karyanya ini kian dikenal tak hanya kalangan masyarakat atau pecinta kain tenun tapi juga sudah mendunia.
"Yang menarik dari usaha yang saya jalani ini adalah, saya seperti membuka kembali sebuah tabir sejarah dan fakta.
Yaitu mengembalikan fungsi tenun Ulos sebagai produk sandang, sebagaimana nenek moyang orang Batak dahulu gunakan. Banyak orang Batak sendiri menggangap Ulos sebagai sebuah benda keramat, “dihormati” dan terkesan berhala, padahal dari dokumen sejarah bisa kita temukan foto-foto nenek moyang orang batak mengenakan ulos sebagai pakaian keseharian,” ungkap Erfan.
Baca Juga: Dicibir karena Gayanya Terlalu Seksi, Istri Glenn Fredly Mutia Ayu Ungkap Jeritan Hatinya
Diskusi bersama kalangan media menyambut peringatan kemerdekaan RI ke-74 dengan tema Wastra dan Kemerdekaan menjadi tonggak penting bagi PT Nojorono Tobacco International dalam menumbuhkan semangat untuk selalu mencintai warisan budaya nusantara yang kaya dari berbagai derah di Indonesia, seperti wastra atau kain tenun batik, lurik, dan ulos.
"Ini menjadi bagian penting dari kepedulian dan tanggungjawab kami sebagai perusahaan nasional yang terus menerus memberikan kontribusi nyata di bidang pelestarian budaya dan pendidikan bagi masyarakat," terang Debora Amelia Santoso, General Marketing Communication and Corporate Branding PT Nojorono Tobacco International. (*)
Atlet New Balance Triyaningsih Berhasil Taklukan Kompetisi TCS New York City Marathon 2024
KOMENTAR