“Ya, yang bisa membedakan adalah dengan pemeriksaan labolatorium. Antara lain kita bisa mendeteksi adanya antibodi terhadap DNA misalnya, jadi ada anti-DNA antibodi. Nah, itu memperlihatkan bahwa ada antibodi yang ditunjukkan pada komponen self,” ujar Prof. Amin.
Nah, meskipun umumnya hanya menyerang satu organ atau jaringan, sistem autoimun bersifat sistemik.
Artinya, gejala bisa muncul di kulit tapi sebetulnya reaksi autoimun juga terjadi di seluruh tubuh. Meski gejala muncul di satu organ saja pada awalnya.
“Kalau ketemu satu gejala, enggak usah tunggu lama-lama. Apalagi, yang tak kunjung sembuh meski sudah diobati berkali-kali. Harus curiga dan periksa ke dokter,” tegas Prof. Amin.(*)
Penulis | : | Maria Ermilinda Hayon |
Editor | : | Alsabrina |
KOMENTAR