“Jadi kalau memang kita yakin ada uang untuk bayar dan ini benar-benar sangat perlu dan penting banget, prioritas untuk keluarga, ya sudah. Atau misalnya orangtua sakit sehingga kita harus keluarkan biaya, boleh dan masih ditolerir. Tapi, dengan catatan, kita yakin bahwa saat jatuh tempo kita ada uangnya. Kalo tidak, nanti dendanya benar-benar per hari dan dimarahi setiap hari sama peminjam. Kan, menjebakan diri namanya,” ujar Tejasari.
Namun ingat, jangan sekali-kali menggunakan pinjaman online untuk keperluan konsumtif kita, ya.
Pasalnya, utang konsumtif yang kita buat sifatnya tidak penting.
Ibaratnya, jika tidak kita beli pun tidak apa-apa juga.
Misalnya, kita ingin membeli baju, sepatu, atau smartphone baru.
Bukan apa-apa, terlalu riskan dan besar risikonya untuk melakukan pinjaman online hanya untuk hal-hal yang sebenarnya bisa kita capai dengan cara lain.
Penulis | : | Maria Ermilinda Hayon |
Editor | : | Dionysia Mayang Rintani |
KOMENTAR