NOVA.id - Memiliki anak yang berusia sekolah dasar bisa dibilang menjadi pengalaman yang membanggakan tetapi juga susah-susah gampang bagi orang tua.
Sebabnya, pada masa ini anak sudah mulai aktif dengan kegiatan belajar di sekolah sekaligus bermain bersama teman sebayanya.
Tak jarang, orangtua juga memberikan bimbingan belajar tambahan seperti les musik, matematika, dan kegiatan lainnya untuk menunjang masa depan si kecil. Aktivitas yang padat terkadang membuat anak tidak sempat sarapan di rumah.
Padahal, sarapan sangat penting sebagai sumber energi utama bagi anak. Sarapan teratur setiap pagi akan mendorong anak untuk terus berprestasi. Apalagi tidak sarapan, anak akan lemas dan kurang berenergi saat menjalankan aktivitasnya.
Sarapan sebagai kebutuhan gizi utama
Sarapan merupakan makanan yang pertama kali disantap setelah semalaman beristirahat. Kondisi perut yang kosong menjadikan gula darah dalam tubuh menurun dan memicu rasa lapar.
Baca Juga: Sering Diabaikan, Asupan Sarapan Rupanya Penting untuk Otak!
Hingga saat ini, banyak orangtua dan anak yang menganggap bahwa mengonsumsi roti atau secangkir teh saat sarapan sudah cukup. Asalkan ada yang mengganjal rasa lapar. Padahal, menurut Departemen Kesehatan tahun 1995, sarapan pagi sebaiknya menyediakan 20 sampai 30 persen dari total kebutuhan gizi harian.
Dikutip dari Jurnal Poltekkes Kemenkes Yogyakarta yang dipublikasikan pada 2018, anak yang tidak sarapan pagi, 30,8 persen lebih rentan terkena Hipoglikemia atau penurunan gula darah di bawah batas normal.
Oleh karenanya, diperlukan kesadaran orangtua untuk menyediakan makanan yang mengandung nutrisi energi dengan jumlah yang seimbang untuk sarapan anak.
Manfaat sarapan bagi anak
Selain sebagai sarana kebutuhan gizi, sarapan memiliki banyak manfaat bagi tumbuh kembang anak. Manfaat yang didapatkan di antaranya adalah membantu pertumbuhan fisik anak. Jika gizi harian terpenuhi, maka pertumbuhan tinggi badan anak akan sesuai dengan usianya.
Penulis | : | Content Marketing |
Editor | : | Sheila Respati |
KOMENTAR