NOVA.ID – Mau konseling ke psikolog, sekarang tak perlu lagi repot-repot. Kita bisa kok mengusir rasa cemas dan depresi hanya dari ujung jari.
Seperti yang dialami Nadia (31), bukan nama sebenarnya. Dia resah. Sudah berhari-hari emosinya tak menentu, terutama sejak dia mendengar banyak hal yang tak beres dari Budi (33), pasangannya.
Pengin sekali dia ungkapkan pada Budi, tapi takut malah jadi bumerang.
Baca Juga: Tiga Bulan Konseling, AK Beberkan Banyak Fakta Pada Psikolog
Sementara jika cerita pada orangtua atau sahabatnya, bukan tak mungkin mereka justru akan menyalahkan Nadia yang masih mau bertahan dengan Budi.
Nah, di tengah kebingungan, tiba-tiba Nadia teringat sesuatu.
Tangannya meraih ponsel di dalam tas, kemudian jemarinya sibuk menuliskan sesuatu pada ponselnya. Tak sampai satu jam, senyumnya mulai mengembang.
Baca Juga: Praktik Psikolog Bodong Menjamur, Ini Saatnya Memilih yang Asli
Apa yang dilakukan Nadia pada ponselnya? Rupanya dia baru saja curhat pada psikolog melalui aplikasi yang melayani konseling secara online.
Nadia dengan mudah menuturkan kegundahan hatinya, sementara konselor langsung menanggapi keluh-kesah Nadia.
Itu dilakukan Nadia tanpa harus bikin janji ketemu atau menunggu waktu berhari-hari. Pun tanpa harus pergi ke lokasi konseling.
Baca Juga: Ramai Kasus Psikolog Abal-Abal yang Libatkan Selebgram, Begini Cara untuk Pilih Psikolog Terpercaya
Konseling online yang dilakukan Nadia memang menawarkan kepraktisan, cocok buat kita yang memiliki waktu terbatas—misalnya sulit meninggalkan si kecil di rumah.
Menurut Karina Negara, psikolog yang juga Co-Founder Kalm, sebuah aplikasi konseling online, saat ini orang memang butuh yang serba praktis.
Termasuk saat melakukan konseling. Itu sebabnya banyak profesional kesehatan mental memilih “menjemput” kliennya secara online.
“Maraknya konseling online di Indonesia juga menandakan bahwa kesadaran akan pentingnya menjaga kesehatan mental semakin meningkat,” tambah Karina.
Menggunakan layanan konseling online tak sulit, hampir sama seperti kita menggunakan ponsel seperti biasa.
Konsultasi bisa dilakukan dengan mengirim pesan teks (chatting) atau lewat panggilan telepon kepada konselor, tentu setelah kita melakukan pendaftaran untuk menggunakan layanan tersebut.
Baca Juga: Anak Dibully Temannya, Ini Saran dari Psikolog untuk Orangtua
Lantas, kapan kita merasa perlu melakukan konseling online? Sebenarnya, sih, tergantung kebutuhan masing-masing orang.
Namun menurut Karina, banyak situasi dan kondisi yang bisa dilayani melalui konseling online. Tak perlu harus didahului dengan masalah besar.
“Konseling online bukan hanya dapat membantu menyelesaikan masalah, tapi juga menjadi metode pencegahan timbulnya masalah. Juga bisa menjadi sarana pengembangan diri,” kata Karina.
Baca Juga: Agar Selalu Harmonis dan Romantis, Psikolog Ungkap 3 Poin yang Harus Ada di Rumah Tangga
Konseling akan terasa lebih efektif jika kita sedang bingung dan harus mengambil keputusan, kurang puas dengan diri sendiri atau kehidupannya, baru saja mengalami perubahan dalam hidupnya, atau terganggu oleh kejadian maupun trauma masa lalu.
Konseling juga bisa menjadi sumber dukungan bagi kita yang misalnya sedang patah hati, cemas, stres karena masalah dalam pekerjaan maupun keluarga, maupun butuh tips atau saran untuk mengasuh anak.
Konseling online, menurut Karina dapat membantu mereka yang mungkin sedang mengalami depresi.
“Namun kami mewanti-wanti bahwa pengguna yang sedang secara aktif ingin bunuh diri agar tidak menggunakan aplikasi (konseling online) Kalm, melainkan segera menghubungi nomor atau kontak darurat,” tambah Karina mengingatkan.
Kalau sudah tahu pada kondisi apa kita butuh konseling, tinggal putuskan waktu yang tepat untuk memulai konseling secara online.
Yang pasti, jenis konseling ini bisa dilakukan kapan dan di mana saja.
“Kita juga merasa lebih nyaman dan bebas, karena bisa anonim dan tidak perlu memikirkan penampilan selama konseling,” tukas Karina.
Karina juga bilang kalau konseling online itu suasanya lebih santai, karena semua pihak tidak perlu terburu-buru memberikan tanggapan.
“Serta (harganya) lebih terjangkau dibandingkan konseling tatap muka,” jelas Karina. (*)
Source | : | BBC |
Penulis | : | Muhamad Yunus |
Editor | : | Alsabrina |
KOMENTAR