NOVA.id - Hampir semua negara di dunia sedang berperang melawan pandemi virus corona atau covid-19.
Salah satu negara yang paling terdampak pandemi covid-19 adalah Ekuador.
Dikutip dari Sosok.id (23/04), ada sebanyak sekitar 6.700 orang di Provinsi Guayas, Ekuador, dilaporkan meninggal dunia di dua minggu pertama bulan April.
Padahal hingga 16 April, pemerintah yakin hanya 400 orang meninggal dunia karena virus corona.
Namun, setelah Satuan Tugas Gabungan Virus Corona mengumpulkan semua data, gambaran besarnya berubah.
"Dengan angka yang kita dapat dari Kementerian Dalam Negeri, tempat pemakaman umum, kantor pencatatan sipil dan tim kami, kami sudah menghitung setidaknya 6.703 kematian di Guayas di 15 hari pertama pada April," kata Jorge Wated, kepala Satgas pemerintah.
Baca Juga: Main di Luar Rumah saat Lockdown, Bocah 4 Tahun di India Ini Tewas Dimakan Babi di Tempat Sampah
"Rata-rata mingguan di sini mencapai 2.000, jadi kami sudah merekam 5.700 kematian dari biasanya," tambahnya.
Bukan hanya di Ekuador, bahkan di seluruh Amerika Latin diprediksi merasakan dampak wabah virus corona minimal dua kali lipat dari laporan resmi.
Namun, jumlah kematian tersebut bukan hanya terkait dengan virus corona.
Diketahui, layanan kesehatan di sana mengalami lumpuh karena pandemi covid-19 ini.
Sehingga, banyak pasien dengan kondisi kesehatan lainnya tidak bisa mendapatkan layanan kesehatan yang seharusnya.
Sebagian orang meninggal karena gagal jantung, masalah ginjal, atau masalah kesehatan lain yang memperburuk kondisi karena tidak segera ditangani.
Seorang pekerja di rumah duka di Guayaquil, ibu kota negara bagian dan kota terbesar di Ekuador, Katty Mejía mengungkapkan kondisi terkini.
"Kami sudah melihat orang meninggal di mobil, di ambulans, di rumahnya, di jalanan," papar Katty Mejía.
"Salah satu alasan mereka tidak dirawat di rumah sakit karena alasan kekurangan tempat tidur. Jika mereka ke klinik swasta, mereka harus membayar dan tidak semua orang punya uang," tambahnya.
Karena pandemi covid-19 ini, rumah duka di sana pun kewalahan bahkan sebagian harus tutup sementara karena takut turut terjangkit virus corona.
Bahkan ada orang yang putus asa sehingga membiarkan mayat tergeletak di depan rumah.
Sementara sebagian lainnya membiarkan mayat di tempat tidur hingga berhari-hari.
Selain itu, Kota Guayaquil juga mulai kehabisan ruang untuk mengubur mayat.
Sehingga, sebagian orang terpaksa membawa jenazah kerabat ke kota tetangga agar bisa dimakamkan di sana.
Kebutuhan untuk menguburkan jenazah sangat tinggi, sehingga sebagian warga menggunakan kotak karton sebagai peti mayat.
Bahkan, kini narapidana juga membuat peti mati dari kayu.
Presiden Ekuador, Lenín Moreno pun mengakui negaranya telah gagal mengatasi krisis kesehatan.
Dr Carlos Mawyin kepada BBC menduga bahwa krisis Covid-19 merupakan badai besar di Ekuador.
"Kesehatan masyarakat di Ekuador selalu bermasalah. Ini merupakan salah satu titik lemah di hampir semua periode pemerintahan," kata Dr Carlos Mawyin kepada BBC.
"Dengan sistem kesehatan yang lemah dan jumlah pasien yang tinggi, ICU dengan cepat menjadi lumpuh," katanya.
Ekuador telah memperpanjang jam malam dan berjanji akan mengetes makin banyak pasien.
Tapi bagi warga di Guayaquil yang telah melihat orang terkasih meninggal dunia, janji itu sudah terlambat. (*)
Sahabat NOVA punya usaha dan ingin tambah ilmu agar lebih sukses? Atau mungkin sedang butuh penghasilan tambahan dan mau mulai berwirausaha?
Salah satu cara terbaik adalah dengan ikut berbagai pelatihan online di bidang kewirausahaan, seperti program We Learn dari organisasi internasioanl, UN Women.
Program ini gratis, alias tidak dipungut biaya. Tinggal daftar di sini dan siap-siap makin sukses berwirausaha!
Sahabat NOVA, jangan sampai ketinggalan berita dan informasi terbaru dan menarik soal selebriti dan dunia perempuan di Tabloid NOVA, ya.
Dapatkan edisi terbarunya dengan berlangganan, tinggal klik di sini.
Source | : | Sosok.id |
Penulis | : | Presi |
Editor | : | Widyastuti |
KOMENTAR