NOVA.id - Semakin bertambahnya orang yang positif corona (covid-19) membuat masyarakat bertanya-tanya kapan wabah akan berakhir.
Demi menjawab itu, banyak pihak yang mengemukakan prediksi kapan corona berakhir.
Salah satunya adalah Guru Besar Statistika Universitas Gadjah Mada (UGM) bernama Prof. Dedi Rosadi.
Baca Juga: Dokter di China Prediksi Wabah Virus Corona akan Musnah pada Akhir April, Berikut Penjelasannya!
Dedi mengatakan bahwa persebaran covid-19 di Indonesia diprediksi akan mereda di akhir Juli 2020.
Prediksi tersebut mengacu pada data publikasi pemerintah hingga 23 April 2020.
Dari data tersebut puncak pandemi akan terjadi pada Mei 2020 dan mereda di akhir Juli 2020.
Pada saat itu, proyeksi total penderita positif corona di angka 31 ribu kasus.
Sebelumnya, Dedi beserta timn pernah merilis prediksi sementara akhir pandemi terjadi pada akhir Mei 2020, dengan total penderita positif Covid-19 mencapai 6.174 kasus.
Kala itu, digunakan data pemerintah sampai 26 Maret 2020.
Meski begitu, Dedi memaparkan bahwa ada tiga hal yang bisa mengubah akhir pandemi Covid-19 menjadi lebih cepat atau lambat dari yang diprediksikan.
Menurutnya, hal pertama yang bisa memengaruhi cepat atau lambatnya akhir pandemi Covid-19 ialah kondisi dan usaha untuk mengubah kecepatan penularan bahkan memutus total rantai penularan penyakit.
Usaha tersebut dapat diwujudkan melalui pengendalian yang efektif terhadap episentrum-episentrum penyebaran virus, khususnya kelompok provinsi zona merah.
Jika pencegahan maksimal terhadap kemungkinan tumbuhnya klaster baru di setiap daerah dilakukan dengan baik, maka wabah bisa selesai jauh lebih cepat dengan jumlah kasus yang lebih kecil.
Sebaliknya, jika pengendalian tidak berhasil dilakukan, maka prediksi berakhirnya wabah akan mundur.
Jumlah penderita akan lebih besar dari prediksi sementara juga masih mungkin terjadi.
Kedua ialah besar atau kecilnya fenomena mudik pada bulan Mei 2020 atau bentuk migrasi lain dari daerah pusat penyebaran, khususnya daerah zona merah, yang sangat berpotensi untuk ditunggangi virus.
Sehingga, keputusan larangan mudik oleh Pemerintah sejak tanggal 24 April 2020 dianggap tepat karena sejalan dengan upaya pengendalian risiko wabah.
Bila larangan tersebut ditaati, diharapkan dapat menghambat tumbuhnya klaster-klaster penyebaran baru di seluruh Indonesia.
"Tumbuhnya klaster-klaster baru perlu dicegah agar wabah tidak mundur lebih lama ke belakang yang berakibat akhir wabah di setiap wilayah akan berbeda-beda. Akhirnya menyebabkan perkiraan laju tambahan jumlah kasus di setiap wilayah akan berbeda-beda dan akan memengaruhi time line dan nilai akhir total prediksi nasional," jelas Dedi dalam laman resmi UGM, Sabtu (25/04).
Ketiga, berhubungan dengan kondisi di masa yang akan datang terkait konsistensi pengaturan pemerintah dan bagaimana tingkat kepedulian dan kewaspadaan masyarakat terhadap imbauan pemerintah tersebut.
Agar pandemi cepat berakhir, masyarakat dapat terus melaksanakan anjuran berdiam diri di rumah semaksimal mungkin.
Jika beraktivitas keluar rumah, hendaknya selalu memaksimalkan usaha-usaha untuk melindungi diri melalui social dan physical distancing, memakai masker, cuci tangan dengan sabun, dan melakukan gaya hidup sehat lainnya.
Dedi menyampaikan, akurasi model dengan parameter dan hasil simulasi prediksi seperti di atas masih perlu dievaluasi dalam setidaknya 2 minggu ke depan.
Hal itu dilakukan untuk melihat apakah terjadi tren penurunan yang konsisten atau justru menjadi tren naik.
Namun, akurasi prediksi akan semakin baik jika puncak pandemi telah terlewati.
"Hasil prediksi yang diberikan di atas baru memotret data nasional sebagai satu entitas dan melakukan sejumlah simplifikasi," jelasnya.
Misalnya, belum menggambarkan potensi penyebaran virus karena faktor kondisi geografis Indonesia berupa negara kepulauan.
Selain itu, belum memodelkan efek pengaruh pengendalian dari pemerintah seperti Pengaturan Sosial Berskala Besar (PSBB). (*)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul Pakar UGM: Akhir Pandemi Covid-19 Mundur bila Masyarakat Nekat Mudik.
Sahabat NOVA punya usaha dan ingin tambah ilmu agar lebih sukses? Atau mungkin sedang butuh penghasilan tambahan dan mau mulai berwirausaha?
Salah satu cara terbaik adalah dengan ikut berbagai pelatihan online di bidang kewirausahaan, seperti program We Learn dari organisasi internasioanl, UN Women.
Program ini gratis, alias tidak dipungut biaya. Tinggal daftar di sini dan siap-siap makin sukses berwirausaha!
Sahabat NOVA, jangan sampai ketinggalan berita dan informasi terbaru dan menarik soal selebriti dan dunia perempuan di Tabloid NOVA, ya.
Dapatkan edisi terbarunya dengan berlangganan, tinggal klik di sini.
KOMENTAR